Meningkat Drastis, Gopay Kumpulkan Rp 45 Miliar Infak selama Pandemi
Hide Ads

Meningkat Drastis, Gopay Kumpulkan Rp 45 Miliar Infak selama Pandemi

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 28 Jul 2020 14:44 WIB
Gojek
Ilustrasi Gopay. Foto: Dok Gojek
Jakarta -

Gopay berhasil mengumpulkan Rp 45 miliar dana infak selama pandemi COVID-19 berlangsung. Meski begitu potensi untuk berinfak secara digital ini dirasa bisa lebih maksimal.

Budi Gandasoebrata, Managing Director GoPay mengatakan dalam Webinar 'Kolaborasi DMI dan GoPay dalam Gerakan Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid' bahwa terjadi peningkatan donasi sejak PSBB.

"Selama pandemi kita berhasil menerima Rp 45 miliar donasi digital untuk masjid dan yayasan yang terintegrasi, angka ini didapatkan semenjak PSBB dimulai. Di Gojek ada eBadah, kita juga mendorong donasi secara digital, kita mau kasih tahu masyarakat dan umat tetap bisa melakukannya tapi tetap menjaga jarak. Jadi ini solusi yang kami tawarkan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka ini ternyata naik menjadi dua kali lipat dari sebelumnya dan Budi beranggapan angka ini masih bisa ditingkatkan lebih maksimal sehingga manfaat yang dibagikan masyarakat untuk membangun kehidupan yang penuh kasih dan tetap sehat selama pandemi bisa terwujud.

"Kolaborasi ini bukan pertama kalinya, Insya Allah bukan terakhir, kita ingin mengembangkan. Target kami sebanyak-banyaknya, kita ingin masyarakat bisa berdonasi lebih aman. Ke depannya kami percaya infak digital bisa jadi saranan bisa memajukan ekonomi umat," sambung Budi.

ADVERTISEMENT

Achmad Sugiarto, Ketua Departemen Kominfo & Arsitektur Masjid Dewan Masjid Indonesia (DMI) ikut angkat suara. Menurutnya, potensi infak digital sebenarnya masih belum maksimal.

"Donasi yang dilakukan di tempat kita, baru 99,3% itu mainstream, artinya orang masih transfer-transferan lah, artinya di sisi donasi atau infak digital terkait ibadah menurut hemat saya belum maksimal. Itu berarti hanya, 0,7% dan dari 0,7% ini 80% datangnya dari Gopay, jadi masih sangat kecil," katanya.

Bisa jadi, ini dikarenakan perilaku masyarakat yang belum mendapatkan literasi digital yang memadai sehingga infak digital belum terintegrasi maksimal.

"Mungkin masyarakat karena ada pandemi dan masih mencari bentuk penyesuaian, jadi perlu kita lakukan sosialisasi sehingga pertumbuhan donasi atau infak digital terjadi. Ini biasanya soal behaviour, jadi orang akan tahu infak bisa dilakukan meski orang tidak ke masjid," tandasnya.




(ask/fay)