Untuk meningkatkan literasi digital, khususnya mengenalkan bahasa daerah, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menggelar kompetisi pembuatan situs web berdomain aksara Jawa atau hanacaraka.
Kompetisi tersebut bekerjasama dengan komunitas pegiat aksara Jogyakarta dan Dinas Kebudayaan DIY Yogyakarta. Nanti para peserta dapat menggunakan aksara Jawa seluruh kontennya atau sebagian.
Untuk saat ini, ekstensi dari nama domain tersebut masih menggunakan aksara latin, yakni (dot)id.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Domain Internet Bisa Beraksara Jawa, Tapi... |
Sebelumnya, Pandi sebagai register domain.id akan mendaftarkan Top Level Domain dengan menggunakan aksara Jawa, yakni hanacaraka ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) selaku pengelola nama domain global, agar aksara Jawa bisa digunakan sebagai alamat internet.
Chief Registery Officer Pandi Muhamad Shidiq Purnama mengatakan, kompetisi ini selain untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, juga untuk melestarikan budaya bahasa daerah.
"Akasara Jawa sudah masuk ke standar unicode, maka dirasa perlu untuk melestarikan dan mengembangkan konten dalam dunia digitalnya," jelas Shidiq dalam siaran persnya, Kamis (7/5/2020).
![]() |
Lewat kompetisi ini, Pandi ingin berperan dalam melestarikan budaya di Tanah Air, salah satunya dengan pengenalan aksara Jawa.
Disampaikan Pandi, jika domain aksara Jawa ini berhasil, bukan tak mungkin akan dikembangkan aksara daerah lainnya yang sudah terstandar di unicode, yakni Sunda, Bali, Batak, Bugis, Makassar, dan Rejang.
Menurut Ketua Tim Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta Setya Amrih Prasaja, saat ini website lebih mudah diakses oleh masyarakat ketimbang buku. Website pun dinilai ampuh sebagai sarana sosialisasi literasi aksara Jawa.
"Momentum ini kita jadikan bukti bahwa aksara Jawa bukanlah suatu hal kuno dan mistik, melainkan suatu aksara yang juga dapat digunakan untuk menulis pengetahuan umum, berkomunikasi di jaman modern, dan bisa eksis menyesuaikan zaman melalui teknologi," ungkap Amrih.
Hingga siaran pers ini diterima, tercatat sudah ada 100 peserta yang mendaftar dari 150 kuota yang ditetapkan oleh Pandi. Adapun proses pendaftaran tersebut tidak dipungut biaya.
Untuk menggaet peserta ini, Pandi mengiming-imingi dengan hadiah berupa nama domain dan hosting dari Pandi untuk 150 peserta pertama dan smartphone untuk tiga pemenang.
Penjurian kompetisi direncanakan dilakukan oleh tim dan akan diumumkan pada waktu kongres Aksara Jawa I di Yogyakarta mendatang.
(agt/fay)