Seiring makin banyak digunakan orang, aplikasi konferensi video Zoom makin disorot. Belakangan, mereka diterpa isu soal privasi ataupun keamanan lantaran ada kasus orang tak dikenal nimbrung saat meeting. CEO Zoom, Eric Yuan pun meminta maaf.
"Kami menyadari tidak mencapai harapan soal privasi dan keamanan baik dari masyarakat maupun kami sendiri. Untuk itu, saya benar-benar minta maaf," kata Eric yang dikutip detikINET dari CNN.
Untuk 90 hari ke depan, Zoom menurut Eric tidak akan menambahkan fitur baru untuk fokus memperbaiki masalah yang ada. Mereka telah menghentikan fungsi pengiriman data ke Facebook yang dipersoalkan banyak pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandemi virus corona membuat Zoom banyak diandalkan pegawai maupun pejabat lantaran mudah digunakan saat ingin meeting jarak jauh. Eric mengklaim pada bulan Maret, setiap harinya ada 200 juta meeting digelar melalui Zoom.
Minggu ini saja, Zoom diselidik oleh FBI karena dikhawatirkan kurang aman dengan isu penyusupan hacker. Lalu ada gugatan dilayangkan terkait pembagian data ke Facebook.
Eric membela diri bahwa Zoom dibuat terutama untuk institusi besar dengan dukungan TI penuh seperti universitas, badan pemerintahan atau lembaga keuangan. Meledaknya pemakaian individu tampaknya kurang mereka antisipasi.
"Kami tidak mendesain produk dengan perkiraan bahwa, dalam hitungan minggu, setiap orang di dunia mendadak bekerja, belajar dan bersosialisasi di rumah. Kami sekarang punya pengguna yang jauh lebih luas, menghadirkan tantangan yang tidak kami antisipasi," cetus Eric.
(fyk/fyk)