Demikian diungkap CEO dan Founder Binar Academy Alamanda Shantika Santoso. Dikatakannya, seperti di Indonesia, Singapura pun mengalami kesulitan mencari tenaga kerja di bidang programing. Dan kebetulan skill yang dimiliki lulusan Binar sesuai yang mereka cari.
"Jadi kami mem-produce orangnya, setelah lulus di-connect ke perusahaan Singapura. Jadi anak-anak lulus kerja langsung ke Singapura," kata Ala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena mau masukin ke BUMN harus S1 jadi kami ekspor dulu ke Singapura. Lulusan Binar kebanyakan SMK dan SMA, kemampuan mereka tidak kalah. Justru Justru anak-anak yang tidak punya kesempatan kuliah mereka belajarnya semangat," ujar Ala.
"Kami ingin membangunin dulu. Biar orang lihat anak-anak kita diambil sama Singapura, kok Indonesia sendiri nggak mau ngambil," tambahnya.
![]() |
Program Baru
Ala menuturkan saat ini Binar tengah menggarap program white labelling, yakni program akademi yang sepenuhnya peserta dibiayai suatu perusahaan dengan tujuan salah satunya perekrutan.
"Kalau ngambil lulusan Binar kan rebutan. Jadi perusahaan bikin akademi sendiri untuk merekrut langsung," jelas perempuan kelahiran Jakarta itu.
Ala menyebut salah satu perusahaan yang berkolaborasi adalah BPJS Ketenagakerjaan. Para anggota BPJS Ketenagakerjaan yang sudah tidak bekerja dua tahun dididik di Binar supaya bisa masuk kerja lagi.
"Kebanyakan mereka pekerjaannya yang sudah automate, seperti teller dan lainnya. Nah kalau mereka lulus, kemudian masuk kerja lagi pada akhirnya mereka bayar BPJS lagikan," terangnya.
Aka turut mengungkap saat ini Binar tengah menyiapkan sesuatu yang baru. Sayangnya dia masih merahasiakan program apa yang tengah disiapkan.
"Nanti aja, November kami piloting, launchingnya Januari," pungkasnya.
(afr/afr)