From Zero to Hero, Begini Cerita Para Seleb TikTok Raih Kepopuleran
Hide Ads

From Zero to Hero, Begini Cerita Para Seleb TikTok Raih Kepopuleran

Yakob Arfin - detikInet
Jumat, 25 Okt 2019 14:06 WIB
Seleb TikTok. Foto: Yakob Arfin/detikcom
Jakarta - Saat ini aplikasi atau platform TikTok digandrungi generasi muda. Sebagai aplikasi terbaik di Play Store tahun 2018 serta diunduh lebih dari 1 miliar kali oleh pengguna di seluruh dunia, TikTok berhasil menarik perhatian milenial Indonesia untuk menyalurkan hobi dalam bentuk video berdurasi pendek.

Membebaskan penggunanya untuk melakukan berbagai performa seperti dance, komedi, drama, pendidikan, serta berkreasi ciptakan gerakan yang unik, TikTok berhasil mendorong anak-anak muda untuk menjadi seorang konten kreator.

Sejak diresmikan pada September 2016, TikTok menjadi aplikasi dengan pertumbuhan paling cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan TikTok di Indonesia pun mampu memberi dampak serta perubahan positif pada penggunanya. Hal ini diungkapkan oleh dua konten kreator TikTok, Kelly Courtney dan Sandy Saputra, pengguna TikTok yang kini berhasil meneguk kepopuleran.

Berlatar belakang sebagai pengajar paruh waktu di sebuah taman kanak-kanak di Surabaya, Kelly Courtney menjadi salah satu Seleb TikTok Indonesia. Konsistensinya memproduksi konten dance di aplikasi TikTok berhasil membawanya pada pengalaman baru bersanding bersama seleb-seleb TikTok ternama di Asia.


Kelly mengatakan, TikTok merupakan aplikasi yang tepat untuk menuangkan karya sesuai passion dan minatnya.

"Aku tahu TikTok dari internet tahun 2018 lalu. Penasaran, ini aplikasi apa sih kok booming banget? Akhirnya aku mencoba sendiri. Ternyata seru. Apalagi aku suka banget bikin video. Di TikTok bisa edit sendiri dengan fitur yang lucu-lucu. Jadi langsung suka," ujar Kelly kepada detikcom belum lama ini.

Selain Kelly, TikTokers top yang juga membagikan perjalanannya bersama TikTok adalah Sandy Saputra, pemuda usia 18 tahun asal Sukabumi. Menurut Sandy, kegemarannya bermain drama dan teater saat duduk di bangku SMA, ternyata terakomodir oleh TikTok sehingga ia bebas menyalurkan video kreatif, sesuai karakter dan minatnya.

"Gabung dengan TikTok tahun 2017, terinspirasi dari selebgram Ajeng Fauziah, yang ternyata sama-sama dari Sukabumi yang juga aktif main TikTok. Berarti sudah hampir dua tahun aktif di sini," ungkap Sandy.

Kelly Courtney/Kelly Courtney/ Foto: Yakob Arfin/detikcom

TikTok menghadirkan fitur menarik di aplikasinya, salah satunya adalah fitur transisi. Kelly dan Sandy mengaku salut pada konten kreator TikTok yang mampu memproduksi video transisi berkualitas.

Menurut Kelly, transisi menuntut kesabaran dan kecermatan yang tinggi untuk hasilkan kualitas yang bagus. Sandy pun mengakui, setiap kreator membuat konten yang berbeda-beda, tergantung pada minat masing-masing.

"Setiap kreator khan beda-beda, ada yang bikin dance, transisi, komedi, no hand, atau drama. Kalau Sandy lebih ke drama dan no hand. No hand khan menciptakan gerakan tangan sendiri. Dari situ timbul keunikan dan bisa dapat banyak like," kata Sandy.

Kepada detikcom Sandy mengungkapkan, sejak video "no hands" yang ia buat, Sandy mendapat respon postif dan memperoleh 1 juta views yang membuat profilnya mulai dikenal sebagai seorang sosok Sandy.

Sandy pun mengenang, eksistensinya di platform TikTok mulai menanjak pada Juli 2019 lalu dan berhasil mendulang prestasi hingga 1 juta view.

"Waktu itu pakai lagunya itu lagu lawas yang judulnya Memori Berkasih. Menurut Sandy jarang banget di TikTok kayak gerakan no hand tapi pakai lagu jadul," ungkap Sandy.

Berbeda dengan Sandy, Kelly mengakui gemar bermain TikTok di genre dance. Bermodal bakat dan minat pada dance, Kelly memanfaatkan TikTkok untuk bikin kreasi gerakan dance yang ringan dan mudah untuk diikuti.

Kelly yang mendapat dukungan penuh dari rekan kerjanya sesama guru TK, berfokus memproduksi konten kategori dance dengan menampilkan ekspresi wajah (unik, lucu, garang) yang disesuaikan dengan beat lagu yang dipilih.

Sumber ide Kelly pun beragam, salah satunya dengan melihat kreator luar negeri, yang kemudian dikreasikan dengan gaya sendiri.

"Kalau di TikTok itu menariknya kita bisa lihat konten-konten dari luar, bukan cuma konten di Indonesia. Jadi dari konten luar itu bisa dapat inspirasi. Kadang ada yang mirip, kadang dikompilasi dengan kreasi sendiri," kata Kelly.


Kelly dan Sandy pun punya pandangan yang sama, bahwa untuk membuat sebuah konten berdurasi singkat, memerlukan waktu yang cukup panjang untuk hasilkan video yang tidak asal-asalan. Meski hanya untuk durasi 15 detik, perlu beberapa kali shoot dan konsep yang matang.

"Untuk video pendek durasi 15 detik rekaman satu jam saja cukup. Mungkin kalau anak-anak yang main di kategori transisi, ada yang sampai berhari-hari ya, agar hasilnya memuaskan," jelas Kelly.

Sejumlah hal yang dipersiapkan dengan serius di antaranya adalah konsep gerakan atau drama yang akan ditampilkan, latihan menghafal gerakan dance atau gesture drama, pemilihan lagu, kostum, hingga waktu secara khusus.

Jika Sandy berhasil mendongkrak 1 juta views melalui video no hand, Kelly mulai naik dan dikenal saat video dance dengan lagu Black Pink yang diunggah pada April 2019 lalu.

SandySandy Saputra/Foto: Yakob Arfin/detikcom

Diketahui, sebelum nama keduanya dikenal banyak orang, angka followers pun sempat stagnan di angka ribuan. Kelly sempat tertahan hanya memiliki 1.000 followers, sedangkan Sandy 3.000-4.000 followers. Kini keadaan berkata lain, followers Kelly tembus di angka 163,7 ribu, sedangkan Sandy 3,1 juta followers.


"Berkat TikTok juga followers IG Sandy naik, alhamdulillah sekarang sampai 550 ribu dalam waktu tiga bulan sejak Juli 2019. Dan dari sisi followers TikTok Sandy nggak nyangka bisa sampai angka belakangnya M (million). Sekarang 3 M," ungkap Sandy.

Kelly pun mengenang kembali bahwa awal mula ia membuat akun TikTok hanya sekadar untuk senang-senang. Namun semakin banyak ia memproduksi konten dan mendapat banyak respon positif, ia pun terpacu untuk semakin giat membuat video.

"Melihat banyak komen yang bilang, 'Wih kok keren dancenya.' Sejak itu aku merasa, 'Wow, aku ternyata bisa menginspirasi orang walau hanya lewat video ini.' Jadi ke depannya aku ingin lebih menginspirasi banyak orang. Bukan hanya dance, tapi bisa nyanyi, bikin video lucu-lucuan, jadi bener-bener berharap bisa menginspirasi banyak orang," kata Kelly.

Sandy pun punya pendapat yang sama. Baginya punya TikTok kala itu yang penting merasa have fun. Menghibur diri sendiri dengan melihat video pribadi yang diunggah ke TikTok.

"Nggak ada ekspektasi apa-apa, nggak ada ekpsektasi terkenal atau apa pun. Yang penting aku senang. Tapi lebih ke sini, sama seperti Kelly, dapat komentar yang positif. Tapi tetap ada aja pro kontra ya. Tapi dari situ Sandy berpikir harus membuktikan bahwa omongan tersebut salah. Sandy ingin buktikan bisa berprestasi lewat TikTok," tandas Sandy.

Berada pada posisi saat ini, Kelly dan Sandy menuturkan bukan perkara mudah. Ada kerja keras dan konsistensi yang terus mereka lakukan untuk selalu produktif menampilkan karya yang menghibur dan inspiratif.

Tak hanya itu, respon negatif dari para haters pun punya tantangan tersendiri. Bagaimana mengubah tanggapan negatif tersebut menjadi sebuah amunisi untuk semakin membuat konten yang menarik.


"Kalau Kelly mungkin karena tipe orang yang cuek, oke ngebaca komen negatif, tapi diambil positifnya aja karena opini orang khan beda-beda. Jadi nggak dianggap serius. Tapi kalo emang udah pedes banget ya udha lah, fokus bikin konten bagus aja," kata Kelly.

Kini hasil kerja keras Kelly dan Sandy berbuah manis. Keduanya bersyukur TikTok tak sekadar menjadi platform untuk berekspresi, tapi memberinya ruang untuk berkembang di luar TikTok. Salah satu hal yang tak pernah dibayangkan oleh Kelly adalah saat dirinya diajak berkolaborasi bersama band kenamaan, Kotak.

Kesempatan ini Kelly peroleh saat ia berhasil memenangkan salah satu challenge yang diselenggarakan oleh TikTok. Tak hanya itu, sebagai salah satu seleb TikTok, Kelly didaulat untuk mewakili TikTok Indonesia dalam sebuah anjangsana internasional bersama seleb TikTok dari sejumlah negara di Asia.

Hal serupa juga dirasakan oleh Sandy. Sejak namanya mulai dikenal sebagai seleb TikTok, peluang ekonomi pun semakin terbuka. Sejumlah manajemen dan berbagai bentuk kerja sama dengan sendirinya melamar Sandy untuk endorsement kurang lebih 20 produk. Sejumlah tawaran kasting iklan pun dijajaki.


"Hal yang paling bahagia bagi Sandy adalah, saat Sandy akhirnya bisa kasih mukena ke mama, dari hasil kerja Sandy sendiri saat berkarya di TikTok. Dan sekarang mama dukung Sandy secara penuh untuk tetap jadi konten kreator di TikTok," ugkap Sandy.

Peluang-peluang tersebut memberi harapan dan semangat baru bagi Kelly dan Sandy. Keduanya menilai, bahwa capaian ini bukanlah akhir, tetapi awal yang baru untuk berkarya dalam berbagai bentuk ruang yang tersedia di depan.

"Ini bukan akhir, justru ini adalah awal bagi saya dan Sandy untuk memulai langkah yang baru. Bersyukur sekali TikTok berkenan membuka kesempatan yang luas bagi kami untuk terus berkarya," tutup Kelly.


From Zero to Hero, Begini Cerita Para Seleb TikTok Raih Kepopuleran