Misalnya ada mahasiwa yang lupa menyematkan huruf "k" dalam kata "menghianatiku". Kemudian ada juga yang menggabungkan imbuhan "di" yang seharusnya dipisah, tapi justru disatukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"#SahabatDikbud sudah melihat poster-poster dari mahasiswa saat aksi unjuk rasa kemarin? Kreatif-kreatif, bukan?," tulis Kemendikbud dalam akun Instagram miliknya.
![]() |
"Nah, Kemendikbud mengajak #SahabatDikbud untuk melihat kreativitas mahasiswa dalam karya posternya itu, dan memperbaiki kesalahan penulisan bahasa Indonesia. Apakah #SahabatDikbud menemukan poster kreatif lain untuk media pembelajaran bahasa Indonesia?," tuturnya.
Postingan Kemendikbud ini mendapat beragam reaksi dari netizen. Ada yang mendukungnya karena bagian dari literasi, tetapi ada juga yang kontra, atau yang baru tahu kata serapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
"Aku baru ngeh kalau bentuk baku dari introvert adalah introver," ucap salah satu akun.
"Budayakan literasi yoi min awokawok," kata netizen.
"Jangan cuma rakyat yang dikoreksi, tolong koreksi dan ajarkan para pejabat tinggi untuk mengerti apa arti dari sebuah kata 'janji'," timpal netizen yang lain.
Bahkan, ada netizen yang menanyakan ke admin Kemendikbud perbedaan makna antara "ditunda" dan "dibatalkan", apakah sama maksudnya.
![]() |
(agt/fay)