Perusahaan yang berbasis di London, Inggris itu menyebut Grab mempunyai pangsa pasar sebesar 11,4% di Asia Pasifik, namun mereka mendominasi pasar di Indonesia dan Vietnam. Dominasi ini, menurut ABI Research, bisa didapat karena mereka bisa mengisi permintaan di luar transportasi, yaitu pengiriman barang dan makanan.
Contoh layanan yang membuat Grab menjadi 'aplikasi super' ini adalah layanan pengiriman barang dan makanan, serta layanan keuangan melalui layanan GrabExpress, GrabFood, GrabFresh, dan GrabFinancial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan transportasi online mengalami perlambatan. Setelah mencapai 22 miliar perjalanan pada 2018, tahun ini diperkirakan akan ditutup dengan angka perjalanan sedikit di bawah 22 miliar," ujar James Hodgson, Smart Mobility Principal Analyst di ABI Research, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Hodgson juga menyebut ekspansi ke luar transportasi adalah kunci untuk meraih pertumbuhan yang besar. Ia mencontohkan, di Amerika Serikat, saat sektor transportasi Uber hanya tumbuh 9% pada Q1 2019, UberEats tumbuh impresif mencapai 89% pada periode yang sama.
Menurut Hodgson, operasi ride-hailing makin tertekan dengan langkah-langkah meningkatkan insentif pengemudi dan mensubsidi tarif untuk mencari pelanggan baru dan memperluas pangsa pasar. Karena itulah perusahaan ride hailing perlu mengembangkan ke layanan lainnya.
(asj/asj)