'Ponsel membunuh media cetak', setidaknya demikian pernyataan pihak Express pada cover di koran terakhir yang diterbitkannya. Dikutip detikINET dari Fast Company, Minggu (15/9/2019), cover tersebut bergambar kotak surat kabar berwarna kuning yang tampak tergeletak begitu saja.
Tulisan besar 'Hope you enjoy your stickin' phones.' menegaskan pernyataan bahwa surat kabar mereka kalah dalam persaingan dengan media digital yang bisa dikonsumsi orang lewat smartphone, tablet atau gadget lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reporter publikasi NPR, Laurel Wamsley lewat akun Twitter @laurelwamsley memposting cover surat kabar Express terakhir yang diterbitkan.
"Washington Post menutup Express, surat kabar gratis ini menyatakan terus mengalami penurunan pembaca sejak sistem transportasi metro memasang WiFi. Ini adalah cover terakhir surat kabar mereka," tulisnya.
Dari postingan ini terlihat bagaimana respons netizen yang bernostalgia dengan kehadiran Express sepanjang eksistensinya hingga 'mati' terbunuh media digital.
"Sedih, petugas yang memberikan koran Express pada saya di pemberhentian metro adalah orang yang sangat ramah dan dia selalu jadi yang pertama mengucapkan selamat pagi. Dan ada permainan teka teki silang di korannya," komentar seorang netizen.
"Saya akan merindukan keramahan para petugas pemberi koran yang ramah, membaca cepat atau memecahkan teka teki silang di koran," komentar netizen lainnya.
Media cetak Express telah beredar selama 16 tahun dan tersedia gratis, biasanya dibaca oleh para pengguna sarana transportasi umum di kota Washington. Alasan penutupan adalah tren baca berita sudah pindah ke internet serta seretnya iklan.
Sirkulasinya telah anjlok menjadi 130 ribu eksemplar, dari angka 190 ribu eksemplar tahun 2007. Washington Post menyatakan makin banyaknya akses WiFi membuat Express tak dapat bertahan.
"Semakin banyak pembaca mengkonsumsi konten The Post secara digital dan kami akan terus melayani para komuter dengan produk digital," cetus Washington Post.
Washington Post dibeli oleh Bezos pada tahun 2013 dengan harga USD 250 juta. Mereka masih menjadi media berpengaruh dan terus bertransisi ke jagat digital.
(rns/rns)