PHK Karyawan di Bukalapak Disebut Masih Wajar, Asalkan...
Hide Ads

PHK Karyawan di Bukalapak Disebut Masih Wajar, Asalkan...

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 10 Sep 2019 20:26 WIB
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Pengamat teknologi dari ICT Institute Heru Sutadi menyebut PHK karyawan yang terjadi pada sejumlah divisi di Bukalapak saat ini tak lepas dari model bisnis yang digeluti.

Di awal berdirinya sebuah startup, Heru mengatakan bahwa jumlah karyawan memang lebih fokus ke kebutuhan marketing dan akuisisi pengguna. Selain itu juga, diperlukan tim yang turun ke lapangan untuk sosialisasi dan edukasi terkait layanannya.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah perusahaan rintisan itu dinilai stabil, memang kadangkala perlu ada pengurangan karena sudah tak dibutuhkan atau tak lagi dianggap sesuai dengan fokus yang hendak dituju. Langkah tersebut yang dilakukan oleh perusahaan besutan Achmad Zaky ini.

"Bukalapak kan basisnya ya lebih e-Commerce saja, tidak jenis usaha baru. Beda seperti Gojek yang melahirkan layanan baru yang butuh tambahan pekerja serta wilayah layanan baru, termasuk di luar negeri yang butuh tambahan karyawan baru juga," tuturnya, Selasa (10/9/2019).

Apabila niat dari restrukturisasi jadi alasan Bukalapak, Heru menilai langkah PHK bisa dipahami dan sebuah hal wajar. Yang kemudian menjadi tidak wajar adalah apabila hal itu nantinya dilakukan secara terus-menerus.




"Kalau efisiensi kelebihan karyawan masih dapat dimengerti, tapi kalau terus menerus PHK besar-besaran artinya bisnis mereka bubble. Ya, terlihat lancar dan sukses tapi rentan atau tidak seperti yg terlihat dari luar," tuturnya.

Selain faktor bisnis yang bisa saja melambungkan nama suatu perusahaan, adakalanya juga mengempis. "Bisa karena hadirnya inovasi baru, teknologi baru, manajemen yang kurang mumpuni, strategi yang tidak ampuh, banyak sebab," pungkasnya.





(agt/krs)