Mahasiswa Purwokerto Bikin Alat Deteksi Perokok di Toilet KA
Hide Ads

Mahasiswa Purwokerto Bikin Alat Deteksi Perokok di Toilet KA

Arbi Anugrah - detikInet
Selasa, 03 Sep 2019 21:00 WIB
Mahasiswa Purwokerto Bikin Alat Deteksi Perokok di Toilet KA
Foto: Arbi Anugrah
Jawa Tengah - Untuk meminimalisir pelanggaran penumpang yang merokok saat berada di Kereta Api, mahasiswa Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokerto merancang alat pendeteksi rokok berbasis Internet of Things yang bisa diterapkan di dalam toilet KA.

"Ide awal saya fokusnya di kereta api, karena di kereta api kan walaupun sudah ada peraturan larangan merokok, tapi masih ada juga yang melanggar. Saya lihat kasus kasusnya, baca di media, masih banyak yang melanggar terutama di toilet kereta api," kata Muhammad Faiq, mahasiswa dari Program Studi (Prodi) D3 Telekomunikasi saat berbincang dengan wartawan, Selasa (3/9/2019).

Menurut Faiq, alat pendeteksi rokok ini sudah diuji kelayakannya oleh dosen pembimbing dan penguji di Laboratorium Teknik Elektro dan Teknik Digital (TETD). Dalam penerapannya nanti tidak mesti di kereta api, bisa juga misalnya di rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menjelaskan sistem dalam alat yang diciptakan itu sudah menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan saat ini. Ia dapat dipantau dari jarak jauh dan dihubungkan dengan sebuah aplikasi yang ada pada smartphone.

"Cara kerjanya, karena saya disini pakai sensor MQ2, itu sensor yang difungsikan untuk dapat mendeteksi pekat gas yang dapat terbakar di udara, tapi saya fokuskan di asap rokok. Jadi kalau ada indikasi asap rokok di suatu ruangan maka sensor MQ2 itu akan bekerja, dan setelah bekerja nanti akan mengirimkan sebuah notifikasi ke aplikasi telegram yang handphonenya dipegang oleh kondektur atau polsuska," jelasnya.

Alat pendeteksi ciptaannya ini diberikan akses poin untuk menangkap sinyal WiFi yang bekerja untuk memberikan pesan kepada petugas. Sambil menunggu petugas datang, alat tersebut secara otomatis ketika mengetahui ada asap rokok langsung mengunci pintu toilet kereta api dan dapat dibuka hanya oleh petugas setelah mendapatkan pesan notifikasi.

Ke Halaman Selanjutnya

Mahasiswa Purwokerto Bikin Alat Deteksi Perokok di Toilet KA

Foto: Arbi Anugrah
"Jadi dalam penerapannya jika ada yang merokok dalam wc, docklok pintu otomatis langsung mengunci dan si perokok tidak bisa keluar sampai petugas datang untuk membuka," ucapnya.

Untuk dapat membuat alat tersebut diakuinya hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 500 Ribu. Alat yang dikerjakannya dalam waktu 6 bulan ini masih banyak membutuhkan penyempurnaan, di antaranya akses poin dalam kereta api yang belum semuanya terhubung WiFi, kemudian sensor alat tersebut yang bisa bekerja paling cepat dalam waktu 5-10 menit.

Dia mengatakan jika alat tersebut belum diujicoba pada kereta api, namun demikian, dirinya yang merupakan salah satu anggota komunitas rail trains ini pernah menyampaikan perihal proyek alat tersebut walau belum ada tanggapan serius dari pihak KAI.

"Harapannya kalau pihak KAI atau pihak lain yang tertarik dengan alat saya ini bisa mengurangi angka pelanggaran merokok," ucapnya.

Selain untuk mendeteksi asap rokok, alat deteksi dari sensor ini beragam, mulai dari gas LPG sampai pada asap Hydrogen.

Sementara menurut Fikra Titan S.T., M.Eng., dosen Elektronika dan Praktikum Elektronika, Prodi Teknik Telekomunikasi yang juga dosen pembimbing menjelaskan jika rancangan alat yang diciptakan oleh mahasiswanya tersebut saat dalam tahap pengujian dan ketika disimulasikan asap dalam toilet, sistem langsung bekerja dengan baik.

Mahasiswa Purwokerto Bikin Alat Deteksi Perokok di Toilet KA

Foto: Arbi Anugrah
Sistem memberikan notifkasi secara realtime kepada petugas melalui pesan peringatan yang langsung masuk pada aplikasi Telegram dalam smartphone, sehingga petugas akan bertindak secara cepat jika terjadi pelanggaran.

"Jadi ini ide dari mahasiswa saya, bukan tawaran dari dosen. Jadi mahasiswa mengajukan diri untuk membuat alat yang sebelumnya penelitian ini memang belum pernah ada dan karena belum ada, saya kasih jalan dan sudah diseminarkan," jelasnya.

Dia mengungkapkan alat tersebut diharapkan menjadi bagian dalam menyempurnakan peraturan ketat tentang larangan merokok dalam kereta api. Di mana kadang ada orang yang mencari celah dalam toilet dan nekat merokok.

Meskipun demikian, masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan oleh alat tersebut. Salah satunya sistem penguncian otomatis dimana alat sensor harus benar benar dapat mendeteksi adanya asal rokok.

"Kekurangan orang teknik agak saklek juga, jadi ada orang merokok langsung dikunci di toilet itu, itu mungkin dibuat lebih luwes lagi. Karena sensor bisa mendeteksi gas, mungkin parfum juga, padahal tidak merokok tiba-tiba terkunci, ada kelemahannya jadi itu masukkan ke depannya," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(arb/fyk)