Pendiri Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail, bikin heboh media sosial karena pernyataannya yang mengkritik Gojek. Bahkan ia menyinggung soal kemiskinan di Indonesia.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda (Malaysia) bukan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Tak Ada Alasan Tolak Gojek di Malaysia' |
Sebelumnya, ia juga mengkritik Menpora Malaysia, Syed Abdul Rahman, yang getol mengkampanyekan Gojek dan membuka jalan startup unicorn ini masuk Malaysia.
"Dia adalah menteri yang berpendidikan tapi sementara kementerian lain membicarakan soal mobil terbang dan mobil nasional, dia meminta anak muda menjadi tenaga pengiriman. Gojek sebagai karir tak menjanjikan masa depan, anak muda kita pantas mendapat lebih baik," sebutnya.
Halaman Selanjutnya: Timbulkan Emosi Netizen
Timbulkan Emosi Netizen
Gojek. Foto: Rengga Sancaya
|
"ini aku tarik kuping kau seraya berkata "Kau boleh tolak gojek dari Malaysia, tp jangan kau bilang negara kami miskin. Otak kau yang miskin" tulis yang lain.
"Soal kejadian gojek yang viral tempo hari pemerintah harus tegas menyatakan sikap! Jangan kita sebagai bangsa indonesia kehilangan harga dirinya! Tarik duta besar kita di malaysia layangankan protes keras! Kita bukan masyarakat miskin!," sebut komentar berikutnya.
Netizen Malaysia pun banyak yang ikut berdebat soal rencana kedatangan Gojek. Suara kontra yang lain menyebut kendaraan roda dua tidak aman. Hal itu disinggung oleh bos taksi yang lain.
Pendiri MyCar Mohd Noah Maideen mengatakan selain faktor keamanan dan pelanggaran norma, hadirnya layanan ojek online menimbulkan persaingan tidak sehat antar perusahaan e-hailing lokal.
"Sebagai perusahaan yang baru beroperasi selama satu setengah tahun, tidak bijaksana untuk bersaing dengan perusahaan asing yang telah beroperasi selama lebih dari delapan tahun," katanya. Media sosial pun masih riuh rendah membahasnya.
"Perasaan saya campur aduk soal Gojek di Malaysia. Bagus buat kesempatan pekerjaan bagi mereka yang tidak beruntung dan ingin penghasilan tambahan. Tapi tentu ada risikonya," tulis seorang netizen Malaysia.
Pembelaan Pemerintah Malaysia
Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
|
"Jika Anda tak merasa aman, jangan digunakan. Anda mempunyai pilihan. Kami tak memaksa siapa pun untuk menggunakan layanan ride hailing berbasis motor," ujarnya.
Namun yang jelas, Mahathir menyebut kehadiran Gojek akan memberikan keuntungan bagi usaha kecil di Malaysia. Sebelumnya, pemerintah Malaysia juga sudah pernah menerima penawaran dari perusahaan lokal sejenis, namun menurut Mahathir mereka kurang terorganisir.
"Kami mau memastikan apa pun yang kami lakukan itu berguna untuk masyarakat. Sama seperti Gojek," tambahnya.
Baca juga: Belum Mengaspal, Gojek Ditentang di Malaysia |
Sedangkan pakar transportasi Malaysia, Goh Bok Yen, menyatakan tidak ada alasan menolak Gojek. "Gojek jelas punya peran untuk memenuhi celah yang ada di transportasi publik. Celah ini tidak bisa secara efektif dipenuhi oleh transportasi online atau taksi yang ada sekarang," tandasnya.
"Gojek sangat efektif di pusat kota yang padat, di mana mode transportasi lain tidak. Seandainya otoritas berencana memberi jalan khusus, maka akan lebih efektif," katanya.
Syed Saddiq sendiri melalui postingannya di Twitter menyebutkan bahwa perkenalan GoJek di Malaysia akan membantu para pengemudi motor mendapatkan penghasilan, menciptakan ribuan peluang bagi pemilik bisnis kecil dan menengah serta menciptakan opsi transportasi berbiaya murah.