Sampai saat ini, di laman situs sistem navigasi tersebut tertera kalau ke-22 satelit yang dipakai di sistem tersebut masih tak bisa digunakan. Statusnya bermacam, dari 'Not Usable', 'Testing,' atau 'Service Outage'.
Dalam pernyataannya, European Global Navigation Satellite Systems Agency (GSA) menyebut insiden ini terjadi sejak Jumat pagi. Penyebabnya adalah sebuah insiden teknis terkait infrastruktur di bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: China Luncurkan Calon 'Pembunuh' GPS Amerika |
Seorang sumber lain menyebut insiden ini disebabkan oleh Precise Timing Facility yang berlokasi di Italia. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menyediakan data waktu ke satelit Galileo.
Tak beroperasinya satelit ini berarti mereka tak bisa menyediakan data posisi untuk ponsel atau perangkat lain di Eropa yang biasanya menggunakan 'jasa' satelit tersebut. Per Februari 2018 lalu, ada lebih dari 30 ponsel yang mendukung penggunaan Galileo, termasuk iPhone yang dirilis setelah 2017.
Ponsel-ponsel tersebut kini secara otomatis memindahkan sistem navigasinya ke satelit GPS yang dioperasikan oleh Amerika Serikat, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (16/7/2019).
Galileo sendiri saat ini sebenarnya masih berada dalam tahap awal, alias tak digunakan di kebutuhan yang sangat penting. GSA pun menyebut tak beroperasinya satelit ini tak berdampak pada layanan Search and Rescue (SAR).
Satelit Galileo dimiliki oleh Uni Eropa dan dioperasikan oleh European Space Agency. Peluncuran perdananya terjadi pada Desember 2016, dan berfungsi sebagai satelit alternatif untuk sistem GPS, dan dijadwalkan untuk berfungsi penuh pada 2020.
Sebagai informasi, saat ini ada tiga satelit untuk sistem navigasi, yaitu GPS milik AS, Glonass milik Rusia, Galileo milik Eropa, dan Beidou milik China. (asj/asj)