Sarjana Ilmu Komputer Terancam Kecerdasan Buatan
Hide Ads

Sarjana Ilmu Komputer Terancam Kecerdasan Buatan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 31 Mei 2019 10:01 WIB
Mark Cuban. Foto: Scott Haleran
Jakarta - Sarjana Ilmu Komputer atau sejenisnya yang termasuk prestisius kemungkinan agak kehilangan nilainya di masa mendatang seiring kemajuan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Demikian dikatakan oleh miliarder Mark Cuban.

"Dua puluh tahun dari sekarang, jika kalian adalah seorang coder, kalian mungkin akan kehilangan pekerjaan," sebut pemilik Dallas Mavericks itu yang dikutip detikINET dari CNBC.

Menurutnya, jurusan coding yang lulus tahun ini dalam jangka pendek mungkin punya kesempatan lebih baik dibanding misalnya lulusan jurusan seni yang ahli Shakespeare. Tapi bisa lain cerita dalam jangka panjang, pengetahuan mengenai seni menurutnya bisa lebih diperlukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Karena (ilmu komputer-red) hanya matematika dan apapun yang kita inginkan untuk dilakukan AI, seseorang harus tahu soal topiknya. Jika AI ingin menyamai Shakespeare, seseorang harus tahu soal Shakespeare," sebut dia.

Sarjana Ilmu Komputer dan sejenisnya adalah salah satu yang menjanjikan pekerjaan bagus dengan gaji tinggi. Bahkan di AS, lulusan jurusan itu meraih bayaran rata-rata tertinggi menurut situs Glasdoor, yaitu USD 70 ribu per tahun.

Adapun pekerjaan yang paling dibutuhkan pada tahun 2019 adalah developer aplikasi software, dengan rata-rata gaji tembus USD 101 ribu setiap tahun.

Kecerdasan buatan sendiri mengalami perkembangan pesat. Banyak yang menganggapnya ancaman, tak sedikit pula yang menilainya peluang.

"Aku telah terekspos kecerdasan buatan yang paling canggih dan kupikir orang-orang harus sangat khawatir olehnya. Kecerdasan buatan adalah kasus langka di mana kupikir kita harus proaktif dalam regulasinya," sebut Elon Musk.

"Teknologi selalu bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan, dan Anda harus berhati-hati membangunnya. Tapi orang-orang malah berdebat untuk memperlambat proses pembangunan AI," demikian pendapat Mark Zuckerberg.

(fyk/fyk)