Namun, berdasarkan hasil survei Smartphone Insights 2019 yang dilakukan oleh Google, 69% dari 2.230 responden yang merupakan pembeli smartphone baru mengatakan masih lebih memilih membeli smartphone langsung di tokonya.
Menurut Senior Industry Analyst Google Indonesia Yudistira Nugroho, dipilihnya toko offline sebagai tujuan utama konsumen Indonesia dipengaruhi oleh dua hal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun porsi pembelian lewat online dibanding offline terbilang kecil, menurut Yudistira angka ini merupakan peningkatan yang cukup besar dibanding tahun 2017. Hal ini juga diamini oleh Director Marketing Erajaya Group Djatmiko Wardoyo.
Menurut pria yang biasa disapa Koko ini, lima tahun yang lalu persentase penjualan smartphone online terhitung sangat kecil, hanya satu digit. Tapi ia yakin penjualan secara online akan berkembang pesat dalam 5-10 tahun mendatang.
Koko menambahkan pasar smartphone Indonesia belum siap untuk sepenuhnya online. Ia mengatakan masih ada elemen-elemen yang harus dipenuhi untuk mendorong pasar online, salah satunya penyebaran kartu kredit yang masih sedikit dibanding populasi.
"Online ini memang future, tapi bukan now. Kita belum matang untuk online sebenarnya, karena infrstrukturnya belum benar-benar ready di sana, belum massal," pungkas Koko.
(vim/krs)