Ini merupakan jumlah yang tidak sedikit. Pemerintah, lewat Kementerian Kominfo, pun telah berkomitmen menjembatani kesenjangan tersebut. Salah satunya dengan program beasiswa Digital Talent Scholarship yang tahun ini bertekad mencetak 20.000 talenta digital siap kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang dijalankan Kemenkominfo pada tahun 2018, yang ingin mencetak 1.000 talenta digital. Jumlah beasiswa ini harus ditambah setelah berkaca dari tahun lalu yang pendaftarnya membludak.
Ditambahnya jumlah peserta berarti nilai beasiswa yang ditawarkan juga bertambah. Jika tahun lalu Kemenkominfo menganggarkan Rp 7,5 miliar, tahun ini mereka menganggarkan Rp 145 miliar demi pengembangan talenta digital tersebut.
Dalam usaha menciptakan lulusan siap kerja dan punya kemampuan sesuai kebutuhan industri, pemerintah pun bekerjasama dengan sektor privat untuk menyusun kurikulum. Sedangkan tenaga pengajarnya datang dari 28 universitas di Indonesia yang juga menjadi mitra.
"Kurikulumnya kami minta dari global partner yang mereka itu merekrut tenaga-tenaga untuk dunia digital ini. Seperti IBM, Cisco, AWS (Amazon Web Service) juga ikutan jadi partner," jelas Lis.
Video: Kominfo Siapkan Coding Jadi Mata Pelajaran Wajib Sejak SD
Begitu menyelesaikan program beasiswa yang berjalan selama dua bulan ini, lulusan akan langsung diserap oleh perusahaan termasuk perusahaan besar yang menjadi partner. Untuk itu mereka akan diajari berbagai topik yang sesuai dengan kebutuhan industri.
"Topik-topiknya dari mulai artificial intelligence, deep learning, machine learning, semua yang dibutuhkan untuk digitalisasi ini," pungkas Lis.
(krs/krs)