"Go-Jek memiliki pangsa pasar tertinggi di antara penyedia layanan e-commerce dilihat dari rata-rata pengguna aktif aplikasi per minggu (Weekly Active Users), berdasarkan data dari sebuah platform global yang menganalisis penggunaan aplikasi mobile sedunia," ungkap Chief Corporate Affairs Go-Jek, Nila Marita, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/4/2019).
Menurut Nila, jumlah pengguna aktif mingguan ini merupakan salah satu indikasi kesuksesan sebuah produk atau layanan berbasis internet seperti aplikasi mobile. Dengan angka pengguna aktif yang lebih banyak, artinya layanan Go-Jek lebih banyak dimanfaatkan oleh para penggunanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Go-Viet Resmi Luncurkan Go-Food di Hanoi |
Seperti diketahui, saat ini Go-Jek telah dinobatkan dengan menyandang status decacorn oleh lembaga riset internasional CB Insights dalam riset terbarunya yang berjudul The Global Unicorn Club. Status decacorn sendiri diberikan kepada startup yang memiliki valuasi USD 10 milliar. Dalam laporan tersebut hanya 19 startup di dunia yang menyandang status decacorn.
Pada tahun 2018, Go-Jek menjadi platform layanan on-demand dan pembayaran terbesar di Asia Tenggara dengan transaksi diperkirakan mencapai Rp 130 triliun dan jumlah volume transaksi mencapai Rp 2 milliar. Saat ini, Go-Jek tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga di 4 negara ASEAN lainnya. (mul/ega)