Kisah PaJek Enim, Pace Ojek di Jayapura
Hide Ads

Kisah PaJek Enim, Pace Ojek di Jayapura

Tia Reisha - detikInet
Kamis, 28 Mar 2019 21:35 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Salah satu mitra pengemudi GrabBike di Jayapura, Enim Jonsen Walmuri, mulai menggeluti profesi itu pada Agustus 2018. PaJek atau Pace Ojek (Om Ojek), begitu ia biasa dipanggil para pelanggannya. Itu bukanlah panggilan yang asing lagi bagi pria yang telah menjalani profesi sebagai pengemudi ojek sejak tahun 2013 tersebut.

Enim bahkan memiliki sebuah kartu nama khusus yang berisi nomor kontaknya agar dapat dihubungi oleh para pelanggannya kapan saja mereka membutuhkan layanan ojek untuk mengantar mereka ke suatu tempat, memesan makanan, atau sekedar membelikan kebutuhan mereka.

"Saya tulis di kartu nama saya PaJek, singkatan dari Pace Ojek. Orang-orang panggil saya seperti itu," tutur Enim dalam keterangan tertulis, Rabu (27/3/2019).

Menurut Enim, kehadiran Grab di Jayapura pada bulan Oktober 2017 dapat menyetarakan posisi Jayapura dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Saya sangat senang saat tahu layanan Grab sudah masuk ke daerah Papua. Sebagai warga lokal, saya bisa dengan bangga menyatakan bahwa Papua juga tidak ketinggalan dengan daerah Ibu Kota seperti Jakarta. Kami juga bisa merasakan kemudahan memesan angkutan transportasi dengan harga yang terjangkau," ungkap Enim.

Meski belum genap setahun menjadi mitra pengemudi GrabBike, Enim menyatakan kecintaannya terhadap profesinya sekarang, mengingat perjuangan yang cukup panjang saat mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi Grab.

Cerita Enim bersama Grab berawal tepat pada saat layanan ride-hailing itu mulai meresmikan ekspansi ke Jayapura pada Oktober 2017. Ia sangat antusias untuk bergabung bersama Grab. Namun sayang, kondisi Enim saat itu tidak memungkinkan karena ia harus menemani sang ibu yang menderita kanker untuk berobat di Jakarta selama beberapa bulan.

Meskipun Enim mengalami kondisi yang cukup menyulitkan saat melalui proses pendaftaran, ia tak cepat menyerah dan memanfaatkan waktunya selama berada di Jakarta sebaik mungkin untuk mencari lebih banyak informasi seputar Grab melalui setiap mitra pengemudi yang ia temui.

Harapannya, setiap cerita pengalaman mitra pengemudi Grab di Jakarta dapat membantunya dalam mempersiapkan diri untuk melalui proses pendaftaran mitra pengemudi Grab yang ketat. Sekembalinya ke Jayapura, Enim mendaftar untuk menjadi mitra pengemudi GrabBike. Berkat kegigihannya, pada Agustus 2018 Enim akhirnya resmi menjadi mitra pengemudi GrabBike.

"Saya masih ingat betul saat pertama kali mendapatkan penumpang GrabBike. Bagi saya, itu merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan," ucapnya.

"Bahagia sekali rasanya bisa menjadi salah satu bagian dari Grab yang turut membuat masyarakat Papua merasa nyaman saat naik transportasi umum," ungkap pria yang juga pernah bekerja di Jepang selama tiga tahun hingga fasih berbahasa Jepang ini.




Pria yang juga bekerja sebagai pengantar surat kabar Cenderawasih Pos selama 16 tahun ini mengaku bahwa kehadiran Grab memainkan peranan besar dalam membantu menambah pemasukannya guna membantu kehidupan keluarga kecilnya dan proses pengobatan ibunda tercinta.


(prf/krs)