"Tapi di akhir hidup saya, saya nggak mau dikenal seberapa punya banyak uang saya tapi gimana impact yang telah saya buat," katanya di ajang Thinkubator, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Bukan cuma berbuat baik semata, dia mengerti bahwa hal ini bisa goyah lantaran desakan ekonomi. Oleh karena itu, tetap dibutuhkan adanya profit untuk menjamin eksistensi perusahaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 1.169 Startup Serbu Thinkubator |
"Kita memang bukan hanya liat gaji tapi value apa yang didapat. Join ke Instellar saya nggak tawarkan itu gaji tinggi tapi tetap layak. Tapi di sini bisa melakukan sesuatu yang baik untuk orang. Tapi memang harus ada gajinya," pungkas dia.
Sementara itu Head of Product Green House Dina Kosasih mengatakan, startup berbasis sosial butuh pegawai yang punya visi sama agar bisa terus bertahan.
Video: Harus Cek Feng Shui Sebelum Bikin Bisnis Startup
"Kita harus selektif milih team. Karena memilih team itu kayak kita married. Kan kita tahu dia kan butuh hidup juga. Makanya kalau ketemu punya passion yang sama ini akan buat mikir lebih jauh lagi," ujar Dina.
Dina dan Dian menjadi pembicara di workshop Thinkubator bertemakan Movement and Social Impact bersama dengan CEO Reblood Leonika Sari.
Baca juga: Bukti 'Startup Sosial' Juga Bisa Cari Uang |
(mul/krs)