Live Report Conference & Workshop Thinkubator

Live Report Conference & Workshop Thinkubator

Tim Detikinet - detikInet
Kamis, 28 Mar 2019 09:00 WIB
16:32

Saksikan 6 Startup Terpilih Live Pitching

Sesi workshop terakhir dengan tema More About Business and Digital Industry pun berakhir. Dengan demikian, selesailah rangkaian acara Thinkubator hari ini. Besok, 6 peserta terpilih akan melakukan Live Pitching memperebutkan hadiah utama.

Sebelumnya, 1.169 tim telah mendaftarkan dan mengumpulkan ide proposal startup. Setelah melalui tahapan seleksi awal, tersisa 6 peserta yang harus berhadapan dengan para juri dari tokoh profesional. Setelah mereka berhasil meyakinkan para juri, maka barulah mereka akan mendapatkan kucuran dana dari investor dengan nilai total hadiah Rp 3 miliar.

Adapun para juri utama yang dihadirkan dalam Live Pitch tersebut di antaranya Chairul Tanjung yang merupakan Chairman and Founder of CT Corp, Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Vice Chairwoman PT Martha Tilaar Group Wulan Tilaar, dan Frederica Widyasari Dewi yang merupakan Presiden PT KSEI.

Dalam rangkaian babak terakhir ini, juga akan dihibur dengan berbagai performance dari artis papan atas, seperti Rizki Febian. Bahkan, rencananya Presiden Joko Widodo juga akan memberi sambutan dalam acara tersebut.

Jadilah saksi dari perkembangan startup di Indonesia dengan menyaksikan Live Pitch Thinkubator secara streaming pada besok malam.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
16:13

Bagaimana Membuat Investor Melirik Startup?

Menjawab pertanyaan di atas, Billy mengatakan Dateng event seperti ini, tapi jangan mojok, jangan nggak ngobrol. Datengin investor atau siapa pun yang bisa dijadikan mentor, itu langkahnya yang bagus,"

"Harus proaktif. Harus memberi tahu apa produk, startup, kalau ada kesempatannya. Semuanya balik lagi ke founder, ke tim. Kalau sudah diundang ke kantor, paling nggak akan disediakan waktu 1 jam, dan kalau lebih tertarik, bisa tiga jam lalu close deal,"

"Setelah dapat pendanaan biasanya pada selebrasi dulu. Padalah bisnisnya baru mulai. Hati-hati. Yang pertama diingat, kita pernah janji ke investor untuk mengembangkan investasinya. Kalau saya ngukurnya 2-3 tahun untuk sebuah startup kalau mereka serius apa tidak. Kita harus memanfaatkan momen pendanaan itu lolos dari strugling 2-3 tahun itu," tambah Anto.

Lantas bagaimana membuat perbedaan? "Balik lagi ke eksekusi. Saat tiba di market, bagaimana ide itu bisa dieksekusi. Lalu, jaga tim yang baik. Pastikan investor percaya untuk memberikan uangnya, tim yang menerima adalah tim yang sama dengan yang memanfaatkan uang tersebut. Harus tetap konsisten," kata Anto.

Bagaimana dengan startup di daerah? "Dari kisah Mark Cuban, dia pernah invest cuma permintaan dari email. Angel investor banyak. Orang kaya yang mau jadi angel investor juga banyak. Selalu balik ke founder, jangan berkecil hati kalau di daerah. Tapi itu bukan berarti yang di luar kota ga dapet kesempatan. Kerjanya harus lebih berat. Founder harus jadi hustler, harus kerja keras," jawab Billy.

Bagaimana kita value perusahaan kita? "Kalau kita ngomongin e-commerce itu gmvnya. Kalau ticketing itu gbv. Tapi itu valuenya maksimal 1 kali. Tapi ini hal yang buat startup yang muda-muda banget kita ga lihat bottom linenya. Kalau kalian sudah masuk series b atau c kita mulai lihat. Jadi bagaimana caranya for you to cinvince me kalian punya kemampuan," Sebut Stephanie.

Hubungan business plan dengam fengshui? "Cek tanggal lahir, jam lahir, nanti cari elemen kamu apa. Misalnya air, cek tahun ini elemen air bagus apa nggak. Itu bisa jadi faktor x," sebut Anto. Bagaimana business plan bisa berjangka panjang? "Fokus ke jangka pendek dulu, karena itu yang bisa dilakukan oleh startup," sebut Aditi.

Bagaimana meningkatkan kedisiplinan dan konsistensi di startup dan foundernya? "Perilaku dan attitude itu penting, karena di situ ada etos kerja. Jangan sampai bikin startup itu cuma karena males ngantor. Cara kenalan, kolaborasi, itu bisa membangun perilaku, membangun attitude," sebut Anto.

"No. 1 attitude. Misalnya, kalo ada tamu trus kita pakai sendap jepit, kan gak sopan. Semuanya memang harus result oriented, tapi attitude itu penting. Saya tekankan ke startup yang saya invest, mereka akan jalankan startup rasa korporasi," tambah Billy.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
15:58

Bagaimana Grab Memilih Startup Untuk Didanai?

Aditi Sharma dari Grab Venture Capital tampil ke atas panggung. Dia mengaku senang melihat passion peserta dan mengetahui cara mereka memecahkan masalah dalam startup yang dibangun.

Aditi mengatakan Grab Ventur Capital memiliki misi untuk membentuk unicorn di Asia Tenggara. Sejumlah upaya dilakukan, di antaranya venture building dan venture program.

"Bagaimana kami evaluasi mereka. Pertama itu harus pitch deck. Bagaimana kalian melakukan presentasi, kuncinya menemukan righ investor yg akan mengevaluasi kalian. Lihat motivasinya, lihat assetnya," kata Aditi.

Tapi paling penting adalah bagaimana kondisi tim dan kreadibiltasnya. Sebab dibutuhkan dalam memecahkan masalah nantinya.

Aditi pun mengingatkan kalau jangan memulai dari produk, tapi dari masalah. Lihat kenapa ini penting, bagaimanan pasaranya dan bagaimana produk itu menyikapi masalah.

Disarankan gunakan research market. Dan jangan menyembunyikan masalah yang tidak dikatahui pada investor. Berikan juga penilaian apa yang membedakan startup yang dibikin dibandingkan kompetitor.

"Pikirkan juga strategi kalian menggunakan uang-uangnya. Dan beberkan potensi konsumen kalian. Jelaskan jika kalian percaya dengan value yangg kalian bangun," terang Aditi.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikcom

Giliran Anto Motulz, Creative Advisor Kreavi menyampaikan materinya. Anto mengatakan kalau punya teman dengan background yang berbeda bisa dimanfaatkan untuk saling berkolaborasi. Saat ini banyak teman-teman kreatif berkawan dengan programmer.

"Jadi pada intinya investor itu senang membuka radar mencari ada banyak potensi yang belum muncul dan bisa jadi big bang," katanya.

Anto menyarankan saat bertemu investor, sampaikan soal startup yang kita bangun dalam satu kalimat. Usahkan mudah dan dapat langsung dimengerti.

Dilanjukannya, startup itu sebetulnya mudah mendapatkan uang, tapi lupa kalau menjadi besar bagaimana. Jadi dipikirkan selain punya keuntungan.

"Kalau diperbesar itu gimana? Karena kalau investor itu kan nggak nanggung kasihnya. Jadi itu yang penting. Bayangkan startup kalian jadi cerita pendek sebelum masuk ke produk. Buka dengan cerita harus dengan emosi, itu yang menarik," kata Anto.

15:45

Tak Ada Jalan Pintas Bikin Startup

Billy Boen, Founder and CEO YOT, mengatakan tidak ada jalan pintas untuk bikin startup yang mudah dilirik investor maupun branding. Adapun yang perlu diperhatian adalah nama.

"Cek nama, apakah domainnya sudah dipakai apa belum. Apakah nama media sosialnya sudah dipakai apa belum. Pastikan belum ada yang pakai, karena sayang (jika sudah ada yang pakai)," ujar Billy Boen.

Hal-hal yang harus diketahui lainnya adalah purpose/vision, positioning, lalu bagaimana menjalankannya, apa yang harus dilakukan untuk mengimplementasikannya. Wajib pula untuk fokus, konsisten dan persisten.

"Jangan berpikiran untuk membuat startup yang pertama di dunia. Zaman sekarang tidak ada yang baru. Dapetin inspirasi dari mana pun. Lalu tanya, ada gak masalah yang bisa diselesein dari solusi gua ini," kata pria berkacamata ini.

"Untuk founder, dia harus menguasai semua itu. Ide sebagus apa pun akan percuma kalau founder-nya memble. Lalu, ketahui apa yang investor akan tanyakan kalau mau dapet funding," imbuhnya.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Muhamad Imron Rosyadi

Venture Partner at Fenox Venture, Stephanie Yoe mengatakan, "Saya sering ketemu entrepreneur, ada pemahaman yang salah soal startup dan perusahaan baru,"

"Biasanya kalau kita investasi, bukan hanya kita ketemu sekali langsung kita invest atau enggak. Kita lihat idenya, backgroundnya, entrepreneurnya,"

"Kalau kita masukin orang kita lihat sampe temen-temennya siapa. Ada orang yang harus ngomongin macam-macam. Mungkin di digital world ini sebenarnya gak baru-baru amat,"

"Ada satu startup perhotelan yang sempat valued sampai 150 juta dolar, tapi sempat tahun kemudian, pendirinya end up with zero. Bikin startup jangan keren-kerenan aja. Kalau nyarinya duit aja kalau bikin startup, empat tahun bisa ga ada hasilnya. Karena mereka overvalue, tapi aslinya perusahaannya ga valued that much. Jadi mereka pas mau keluar ga ada yang mau beli,"

"I know its glamorous ngelihat Nadiem, William. Tapi sayang media ga perlihatkan founder yang gagal. best time untuk dirikan startup itu sebelum 30 tahun. Kalau bisa pas usia 28-30 tahun. kalau fresh graduate juga jangan. Karena kalian ga punya pengalaman, ga punya koneksi,"

15:37

Pendiri Men's Republic dan Red Asia Berbagi Ilmu

Giliran Yasa Singgih, pendiri Men's Republic berbagi kisah. "Kita berawal dari 2014 saya awal kuliah S1 Binus Jakarta Komunikasi, sekarang S2 Binus. Gimana caranya saya punya uang untuk biaya kuliah. Ayah saya baru pensiun. Saya lihat industri sepatu ini cukup menarik,"

"Awalnya masih kaya online shop, lewat WhatsApp, lewat Line. Di kantor punya 15 HP untuk balas pesanan. Kita gak cuma jualan. Orang bisa cari info lifestyle di website kita. Produk kita gak ada warna terang, kombinasi tidak lebih dari tiga warna. Konsumen kita 25-34 tahun sebanyak 41%. Customer kita dari Sabang sampai Merauke,"

"Kita gak punya pabrik sendiri. Kita outsource dari pabrik. Kita berani garansi produk terbaik. Ayah saya cukup lama bekerja di pabrik sepatu, tahu networking, harga, kualitas, dan pabriknya,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri

Managing Partner Red Asia Inc, Damon Hakim berkisah "Kita adalah digital marketing grup lokal. Kita bawa integrated consumer ecperience lewat digital ecosystem. Yang kita lakukan ke brand dan produk market segmennya ke mana. Kita bangunlah consumer experience di seluruh digital ecosystem itu,"

"Kita bantu brand dan produk 360 derajat. Yang kita lakukan banyak di komunikasinya seperti awarenessnya,"

"Kenapa gua masuk bisnis ini? Karena putus asa waktu itu. Jadi awalnya kita agency yang handle billboard, iklan majalah, televisi. Kemudian kita lihat kompetisinya sudah parah kita pivot. Ya sama kayak startup lah,"

"Apa bisnis konvensional sudah ga menjanjikan? Ya gua ga bilang agensi tradisional sudah ga ada zero sum game. Tapi ngapain berantem di kolam yang sudah sempit padahal bisa bikin kolam baru,"

"Perusahaan jangan hanya ide. Selalu kan yang paling pertama foundernya dulu. Kalian bisa mlillion dollars idea saat ini, tapi kalau kalian punya founder yang mantap bisa dihantam sana-sini, mereka akan cepat beradaptasi dan pivot,"

Contohnya Apple. "Walaupun dikenal sebagai produsen smartphone dan device, mereka baru2 ini meluncurkan layanan baru dan tidak ada satu device. It's a brilliant move. Karena mereka bisa pivot dengan mudah. Mereka sekarang punya Apple cars, kartu kredit. Lima tahun lalu kebayang ga apple bikin kartu kredit. Ini brilian banget,"

"Karena kartu kredit itu kolamnya masih besar. Yang menguasai baru bank. Sekarang bayangin perusahaan teknologi semacam Apple bikin kartu kredit,"

15:00

Tanya Jawab Menarik

Bagaimana Reblood dapat untung? "Kita dapat duit dari offline alias bikin event dapat sponship target millenial, jual ke perusahaan yang pengen jualan produk. Minimal 20 persen itu profit. Kita bikin crowdfunding PMI online lewat e wallet kita ambil 2 persen dari itu. Ketiga itu 1,5 juta pendonor kita mau kembangkan big data. Jadi kalau mau perusahaan asuransi cari bisa di anggota kita yang tahu sesehat apa pendonor," jawab Leon.

Bagaimana caranya petani trust satrtup dan kerjasamanya terjalin? "Petani kan gak punya capital untuk beli teknologi. Startup tidak hanya bisa menawarkan teknologi tapi kita bisa harus sediakan solusi dari awal sampai akhir. Kita kerjasama, kita salurkan dana ke petani untuk mereka beli teknologi kita," jawab Dian.

Bagaimana saat membuat e-commerce yang berhubungan dengan pertanian atau peternakan, menentukan harga tidak merugikan? Bagaimana memotong jalur distribusi dari produser ke end user?

"Harga kami sepakati ada dua, masalah tingkat harga dan fluktuasi. Di pertanian organik kita tentukan harga adil, itu artinya bisa menawarkan ke pasar dan petani. Kedua mengenai fluktuasi punya sistem setiap 6 bulan harga tidak berubah. Masalah harga itu di pasar. Jadi petani tidak naik dan turun, yang naik turun di pertengahan. Petani bisa prediksi pendapatannya tetap, gak perlu ikut-ikutan yang lain, konstan saja produksi fokus," jawab Tantyo

"Memangkas jalur distribusi dengan model kami bukan karena memangkas, kalau pertanian organik itu bisa hasilkan 50-100 jenis. Mereka panen bisa seminggu 1-2 kali. Pertanian organik sistemnya meniru apa yang terjadi di alam," tambah dia.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
14:46

Apa Memviralkan Bisa Memberi Social Impact?

Menanggapi pertanyaan tersebut, Leon menjawab "Bisa jadi sosial impact itu, bisa mengukur setelah awareness. Dia action gak endingnya. Jangan tahu doang like tapi gak ada yang donor darah. Contohnya kita pernah bikin campaign, kita ajak influencer jadi followernya,"

"Putri Tanjung kemarin dari musisi Tulus akhirnya banyak like. Dan kasih link ke Reblood. Traffic yang buka Reblood ke halaman event donor dari situ ketahuan. Kalau bisa tracking sampe ke belakang bisa donor darah,"

"Kalau ngomongin impact itu kan jangka panjang. Kalau positif dilakukan itu pasti dipandang baik, misalnya kita buat pelatihan angka putus sekolah menurun itu bukan impact, itu output . Sudah berhasil sekolah mendapatkan pekerjaan lebih layak dapat universitas. Impact itu panjang," tambah Dian.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Muhamad Imron Rosyadi
14:41

Bagaimana Dukungan Pemerintah?

Bagaimana dengan penerimaan masyarakat? dandukungan pemerintah? "Pemerintah welcome banget. Sebenarnya pemerintah mendukung inisiatif di bidang pertanian. Kelemahannya awareness. Harus dua sisi juga pemerintah mau turun ke acara seperti ini. Kita juga lebih aware," kata Andreas.

"Overall pemerintah support. Pertama dinas, kementerian dan bumn. Jadi kalau kita ngomong kementerian biasa birokrasi. Supportnya itu up to down. Kalau dari atas sudah oke bawah tinggal nurut. itu kalau di kementerian. Lalu yang kedua kita ngomong BUMN. BUMN itu ada yang concern di telekomunikasi, karena mereka lagi cari use case ke mana arah telko ini," tutur Dian Prayogi.

"Banyak daerah yang belum tersentuh 4G. kalau kita adakan itu agak sedikit mahal, jadi kita ada teknologi narrow band IoT, itu yang sedang kita upayakan. So far dua instansi ini support dan gaya mainnya beda. Jadi kalau teman-teman bersinggungan dengan pemerintah, bisa tahu BUMN,"

"Sifatnya lebih baik komunikasi yang lebih intens. Hal lain dengan basis teknologi, kita bisa dapat data yang akurat dengan membantu dinas juga. Kita lihat data nasional harusnya daerah ini swasembada, data berlawanan itu bisa 100% berbeda. Kalau dengan teknologi bisa lebih cepat. Kalau dengan skema pendanaan, ada juga, baik pemerintah maupun BUMN," tambah Tantyo.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Robi Setiawan
14:25

Dunia Pertanian Pasarnya Sangat Besar

Sesi workshop berikutnya diisi oleh CEO iGrow, Andreas Sanjaya. "Enaknya dalam dunia pertanian itu marketnya sangat besar. Sebanyak apapun pemainnya tidak akan saling makan. Akan ketemu titik-titik di mana kita akan saling kolaborasi,"

"Di ujungnya social impact itu keberlanjutan. Itu sebenarnya strategi yang melibatkan stakeholder, seperti komunitas sosial, government, mereka akan membantu bisnis startup untuk berkelanjutan. Sekarang mungkin ga dapet apa-apa, tapi bisa terasa beberapa tahun lagi."

"Di iGrow kita ingin agar tanah produktif bisa ditanami. Jadi kita mulai dari peer to peer lending platform. Kita dulu awalnya bingung payung hukumnya ini apa dan itu baru keluar pada tahun 2017,"

"Kita memodali petani-petani dengan modal. Kita bayari dengan harga pasar dengan diskon kemudian mereka kembalikan dari hasil penjualan. Ketika kita masuk ke area pertanian, masalah petani itu banyak, tidak hanya modal saja. Petani paling tidak punya dua masalah besar. Pertama itu market kedua itu masalah funding,"

"Contoh saat ini kita sedang kejar penanaman jagung. Salah satu aspek yang kita kejar bukan jagung yang komersil tapi juga beras dari jagung. Bukan hanya kadar gulanya rendah tapi itu bisa dikonsumsi oleh orang yang sedang diet atau puasa karena gulanya lebih rendah. Ini bisa membuat petani jagung memiliki pasar yang lebih besar,"

"Bicara masa depan itu banyak hal yang bisa kita ekstrapolasi. Dari hal-hal aktivasi saja bnayak yang kita lakukan. Mayoritas petani kita bertani secara konvensional. Walaupun dalam perkembangannya mereka dapat edukasi dan upgraded sehingga makin baik kualitas dan standarnya,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri

Kemudian ada sesi tanya jawab. Ada asumsi bahwa pelaku pertanian itu susah diajak menggunakan teknologi, bagaimana tanggapannya?

"Banyak yang mengira petani itu nggak punya smartphone. tapi setelah kita validasi petani itu banyak yang punya smartphone. Mereka itu hiburannya YouTube. dari segi infrastruktur, di beberapa tempat yang kita penetrasi itu sudah ada internet dan kita tinggal belokkan saja. Yang tadinya mereka menggunakan smartphone cuma untuk media sosial jadi untuk produktivitas," jawab Dian.

"Mungkin ya prinsipnya sama. Masa tukang ojek bisa pake aplikasi petani enggak. Petani kami sudah pakai aplikasi. Prediksi panen dua minggu mereka sudah input. Yang paling penting data ya. Karena dengan adanya itu mereka bisa lihat naik turunnya pesanan, pembelian," sebut Tantyo.

"Hal lain juga semangat kewirausahaan. Kita buatkan fitur promo agar mereka bisa share promo sendiri. Lama-lama dengan fitur itu mereka terbiasa. selama ini belajarnya cepat sekali. Selama ada manfaat, mereka mau belajar,"

14:17

Kisah Menarik Startup Donor Darah

Leonika Sari, CEO Reblood mengatakan "Tahun 2015 bikin reblood waktu masih kuliah di Surabaya. Banyak kejadian di Surabaya sehingga banyak butuh darah waktu itu. Ternyata di seluruh Indonesia. Tiap tahun kekurangan lima juta kantong darah,"

"Akhirnya kita bikin platform sehingga orang bisa dapat informasi mengenai donor darah dan menjadi pendonor. Karena masih banyak yang belum tau apa syarat-syarat menjadi pendonor. Mulai 2017 dapat income,"

"Yang mau donor sebenernya banyak. Lebih dari 2% penduduk Indonesia mau donor. Yang nggak mau paling karena takut jarum. Sayangnya, banyak yang nggak tau acara-acara donor. Jadi kita bantu untuk mereka bisa dapet lebih banyak pendonor. Di dalam aplikasi ada infonya, lokasi, syarat pendonor. Kita juga bantu PMI untuk menyediakan stok darah,"

"80% pendonor sudah di atas 40 tahun menurut PMI. Yang muda tidak nambah-nambah. Reblood harus merebranding donor danah biar anak muda tidak malas datang. Misalnya, dateng donor darah bisa dapet tiket konser,"

"Di Reblood social impactnya gampang, seberapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan. 1 kantong bisa untuk 3 orang. Harus punya target. Misalnya di Reblood berapa banyak kantong yang bisa kita kirim ke PMI,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Muhamad Imron Rosyadi
14:11

Memperbaiki Nasib Petani

CEO Kecipir.com Tantyo Bangun menyebutkan, "Hari Tani Nasional petani kita demo karena masih banyak banget masalah tani. Petani kan dasarnya adalah lahan. Kalau gak punya lahan petani mau ngapain. Lahan makin sempit, tapi juga masalah juga petani kita belum bisa total berdiri sendiri. Makin lama pengetahuan petani kita lebih kepada buruh tani,"

"Petani sebagai suatu pengetahuan yang kompleks, mulai dari pemahaman ekosistem, mulai dari makhluk hidup, menciptakan kesuburan, menghilangkan hama, makin hilang. Dasarnya adalah sustainable-nya. Kita tidak mencari margin yang besar. Margin besar itu hak petani, bukan hak kita," sebutnya lagi.

"Boleh cita-cita tinggi tapi jangan lupakan aktor utama yang penting, petani. Pertanian organik yang bisa bantu kita menghadapi masa depan. Kita hadapi perubahan iklim. Perubahan iklim itu nomor duanya oleh pertanian,"

"Sepanjang lahan itu dianggap tempat untuk kasih pestisida dan panen, kita akan tetap seperti itu. Padahal semua yang diinput ke situ bisa diciptakan sendiri oleh petani,"

"Orang selalu berfikir bahwa dengan pertanian organik produktivitas rendah, enggak. Bergantung pada teknologi namun dengan alam terjaga,"

"Sekarang negara dengan produktivitas pertanian tertinggi siapa? Belanda. Produktivitasnya 25 kali lebih tinggi. Investor terbesar pertanian di Amerika itu Belanda,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri

"Dengan akurasi banyak hal yang tadinya mencemari bisa dikurangi. Produktivitas tomat di Belanda itu 25x lebih besar dari China. Sekali lagi kalau produk yang sehat itu gak harus mahal. Kalau mahal yang sehat orang kaya saja. Kita gak ingin itu terjadi kan, kita ingin semua masyarakat Indonesia sehat,"

"Ini jadi konsep kita bersama, saya senang semua bisa bergerak ke arah pertanian yang maju, bersahabat dengan lingkungan, dan produktivitas tinggi,"

"Kalau pertanian organik sekarang sudah 20 kali lipat. Tantangan di logistik. Dari perjalanan selama ini Kami tidak klaim sudah berhasil, sama-sama masih belajar. Tapi dari sejauh yang kami lakukan yang paling menyemangati apa, kami bentuk komunitas agen. Kami pernah dihack sistem tidak berjalan, data hilang, pada saat yang sama ibu-ibu agen ini mas ini kita tetap support. yang mendorong kita tetap bertahan justru komunitas, mereka sangat support,"

13:57

Startup Pertanian Masih Langka

Founder Instellar, Dian Onno, mengatakan "Setiap saya kerja saya ambil cuti untuk volunter di desa terpencil NTT atau bantu korban tsunami karena saya senang bantu orang,"

Dian memulai sesi workshop ini dengan memperkenalkan startup yang ia dirikan, Habibi Garden. Habibi Garden membuat petani menjadi lebih canggih dengan autonomous irigation dan pemupukan serta memanfaatkan datanya. Saat ini mereka telah bekerjasama dengan sekitar 1.000 petani di Sumatera dan Jawa.

"Unicorn-unicorn itu di Indonesia gak banyak yang agrikultur ya. Seksi agrikultur itu dianggap tidak seseksi transportasi atau e-commerce. Tapi di indonesia ini banyak sekali ada jutaan petani," tandasnya.

"At the end of the day orang makin banyak, lahan makin sempit. Kita juga intensifikasi di daerah jawa barat, garut. Petani kentang dengan lahan 150 meter persegi menghasilkan 200 juta rupiah. Jadi kalau satu hektar tinggal dikali saja berapa,"

Dia juga memperkenalkan apa itu social enterprise melalui suatu gerakan di Afrika. "Saya mau membantu teman2 dalam membangun bisnis funding dan mentoring supaya mereka bisa berkembang gede lagi, tujuannya supaya orang bisa social enterprise,"

"Saya ketemu Muhammad Yunus bikin social enterprise bahwa bisnis yg punya bisnis social impact tapi making money. Lalu kita bikin social enterprise,"

"Kita masuk jadi 52 must know player di Indonesia social enterprise. Kita udah inkubasi 100 enterprise. Harapan saya bisa kerja sama di thinkubator suapaya indonesia punya social impact buat semua orang,"

"Target kita berapa banyak orang dibantu dan berapa banyak peningkatan ekonomi. Harus ada dua dari awal. Ukurannya kita mau mengembangkan profit dan impact,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
13:50

Sesi workshop dengan tema Future of Agriculture segera dimulai. Peserta startup terlihat sudah mulai memenuhi ruang Curacao.

Sesi ini akan diisi oleh Dian Prayogi dari Habibi Garden, Tantyo Bangun CEO dari Kecipir.com dan Andreas Sanjaya CEO dari iGrow.

Workshop yang lain bertema Movement & Social Impact. Ruangan sudah dipenuhi peserta untuk belajar dari para pentolan dari startup-startup bernama Redblood, Instellar, dan Green House.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri
12:34

Enam startup yang Terpilih Live Pitching

Enam startup yang terpilih untuk live pitching dan memperebutkan hadiah utama Thingkubator adalah DarahKita, SIAB Indonesia, Ngorder, Nanobubble, Mandor.id dan Piniship.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
12:30

Thinkubator Kesempatan Berharga

"Banyak orang yang ingin berada di sini tapi hanya beberapa yang terpilih. Kalau kalian di sini pastikan setiap detik dan menit berguna. karena yang lainnya would kill untuk mendapatkan posisi ini," pesan Adamas pada para peserta Thinkubator.

"Tengok kiri tengok kanan, banyak entrepreneur yang punya masalah yang sama dengan kalian. Kadang saya kalau di acara seperti ini ketemu entreprenur lain kita saling share kegagalan apa yang kita alami,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: Grandyos Zafna

12:25

Kiat Membangun Startup Agar Sukses

"Kita semua sudah bilang kalian butuh punya visi yang tepat. Startup yang besar tidak hanya berdiri untuk 2 atau 3 tahun. Facebook sekarang sudah sepuluh tahun lebih. Ini bukan hanya sesuatu yang close to your brain but close to your heart," kata Adamas Belva Devara

"Kedua, kalian nanti akan membawahi berbagai banyak divisi di startup. kalian at leat harus mengerti semuanya, jangan hanya satu saja. Untuk mencapai sukses itu harus punya skill set yang lumayan lengkap. Brand valuation itu apa, market cap itu apa, itu kalian harus ngerti agar ga dikibulin. Itu makanya kalian ikut event seprti ini, biar bisa belajar" tambah dia.

"Saya sekarang kerja berasa ga kayak kerja. kalau kalian cinta dengan apa yang kalian kerjakan, kalian ga bakal capek. Entreprenurship itu capek. dari bangun pagi sampai tidur lagi itu yang kalian pikirkan terus. kalau kalian sudah cinta gak akan pikirkan capeknya,"

Tan sepakat dengan Adamas. "Saya mau tambahkan, kalian harus sama dengan konsumen kalian. Kalian sudah punya developer, engineer segala macam, tapi kita membangun ini untuk konsumen. beri mereka tiga opsi, dan minta mereka tentukan mana yang paling bagus. Itu bisa menghemat banyak waktu buat Grab,"

"Sewaktu kita baru mulai, kita bawa driver kita ke cafe terus kita tawarkan kopi dan roti. Kita bisa belajar banyak sekali dari percakapan itu,"

"Saya cinta pekerjaan saya, tapi kadang saya lelah sampai lupa sudah berapa cangkir kopi yang diminum, apalagi kantung mata saya sudah hitam,"

"Dalam satu hari cuma 24 jam, dan kita harus bisa bagi waktu dengan efektif. Kalau tidak kita bisa crash dan kalian tidak bisa bekerja dengan efektif. Jadi kalian sangat butuh tidur,"

"Jangan lupa juga berolahraga. kalau kalian olahraga badan akan rilis endorphin dan itu akan membuat kalian lebih sigap dan gesit. Bisa jadi super woman dan jangan lupa makan yang sehat,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna

12:17

Mengenai Perempuan di Industri Teknologi

Dalam sesi tanya jawab dengan Hooi Ling Tan, ia ditanya bagaimana menjadi perempuan di industri teknologi. "Saya tahu kita punya 35 pendiri startup perempuan di kelompok ini" kata Lin

"Untuk saya, co-founder saya tidak peduli kalau saya perempuan. Tim saya juga tidak peduli. Tidak ada yang bisa hentikan kita. Walaupun kalian perempuan, punya sembilan jari, alien dari mars, kalau kita berkolaborasi bersama kita bisa berhasil,"

"Kita punya banyak kekuatan untuk berhasil. itu tidak ada hubungannya dengan ras, atau jenis kelamin," tandasnya.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
11:55

Cerita Pendiri dan CEO Ruang Guru

Giliran Adamas Belva Devara, pendiri dan CEO Ruang Guru naik ke panggung membagikan kisahnya mengenai bimbingan belajar yang dilakukan via internet yang bisa menjangkau banyak siswa dan lebih murah biayanya.

"Yang kita lakukan sekarang ada vertikal education. Yang paling besar ruang belajar, yaitu bimbel tapi online. Yang kita cari guru terbaik di Indonesia di setiap subject dan kita digitalisasi teaching-nya," kata dia.

Pihaknya mengaku sudah punya 11 juta siswa di Indonesia dari 25 juta siswa. "Harga kita sepersepuluh lebih murah dari bimbingan belajar biasa. Ruang guru juga presentasi soal fitur yang disediakan. Seperti dengan online tryout dan lain-lain," ucapnya.

"Kita bekerja sama dengan kementerian dan diundang oleh presiden bicara soal pendidikan. Pelatihan UKM juga dari Ruang Guru,"

Devara pun berpesan bagi pelaku startup untuk tidak menjadikan uang sebagai tujuan utama. Baginya ketika pelaku startup memulai dengan keinginan menyelesaikan masalah, maka uang akan sendirinya mengikuti.

"Tujuan pertama harusnya bukan uang, karena (jika tujuannya uang-red) nanti kamu akan jatuh dan kamu akan menyerah," kata Belva.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
11:40

Bagaimana Mencari Pendanaan?

Mengenai pendanaan startup, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. "Masih banyak cara lain untuk dapat uang. Tapi jika kalian percaya dengan cause ini, kalian harus kejar," tandasnya.

"Kita punya Grab Ventures dan Grab Velocity program. Kita punya metode seleksi yang beda, tidak ada televisi, tidak ada Trans Media, tidak ada pak Luhut,"

"Venture velocity kini buka untuk batch 2. Ada dua hal penting yang kita kejar. Pertama untuk memberdayakan petani. Grab Food tidak akan ada apa-apanya tanpa makanan, tidak akan ada makanan tanpa petani. Kedua adalah untuk mendorong bisnis kecil dan menengah,"

Tan membagikan pepatah "Kalau ingin pergi cepat, pergi sendiri. Kalau ingin pergi jauh, pergi bersama-sama,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
11:32

Tips Jitu Untuk Para Startup

Tan juga membagi tips untuk para startup. "Kita jangan bermain terlalu berisiko atau terlalu aman, carilah sisi tengahnya. Tidak apa-apa kalau kalian melakukan kesalahan. Karena yang penting adalah bagaimana kalian bisa bangkit dari kesalahan tersebut dan tidak mengulanginya lagi," tandasnya.

"Reflect, rest and reset. Ketika kalian melakukan kesalah setiap hari itu ada yang easy mistake dan ada yang big mistake. Kalau misalnya kita melakukan kesalahan strategis, beri sedikit ruangan dan step back. Reflect apa yang telah membuat kesalahan ini terjadi," taambah dia.

"Buat sedikit ruangan untuk kalian beristirahat. Setelah itu, kalian pikirkan apa yang bisa kalian lakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Setelah itu kalian bisa maju," papar Tan.

"Kalian sudah berani mengambil risiko dengan memulai ini. Ketika kita mulai 7 tahun lalu semua orang terdekat saya mengatakan apa kamu gila? Apa yang kamu pikirkan?. Alasan saya tetap lanjut adalah karena saya pikirkan kenyamanan, keamanan untuk penumpang dan peluang bagi pengemudi,"

"Itu merupakan salah satu isu yang belum berhasil dipecahkan di Asia Tenggara. Itu merupakan isu yang merupakan passion saya. Kita sangat beruntung bisa berada di posisi ini, dan kami ingin bergabung dan berbagi dengan kalian,"

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
11:18

Kisah Inspiratif Pendiri Grab

Tan Hooi Ling, giliran naik ke atas panggung. Ia mengatakan bahwa berdirinya Grab dimulai juga dari kompetisi startup. "Kita gak juara pertama, tapi juara kedua," katanya.

Kawasan Asia Tenggara sendiri sangat potensial karena total penduduknya berjumlah 640 juta orang. Banyak orang punya lebih dari satu smartphone. Hal-hal itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

"Ini mengapa Grab menjadi superapp di Asia Tenggara. Kita mencoba membantu menyelesaikan berbagai masalah," kisahnya.

Grab mulai sekitar 6 atau 7 tahun lalu. Ketika meluncurkan aplikasi ini, mereka mengaku sangat terkejut. "Setelah akusisi Uber kemarin, baru kita perlihatkan bagaimana startup lokal bisa menyalip raksasa seperti Uber," sebut Tan.

"angat mungkin unuk kita mencapai mimpi kalian kalau kalian berusaha sekeras mungkin. Kami sekarang sudah hadir di 336 kota di 8 negara," tambah dia. "Kita ingin berbagi masa depan tersebut dengan kalian dan membantu kalian untuk mencapai mimpi kalian,"

Grab pun ingin membawa akses yang merata di seluruh Asia Tenggara. "Produk kami juga sangat hyperlocal. Di Indonesia kalian bisa dapat layanan yang mungkin tidak ditemukan di negara lain,"

"Kita punya talenta terbaik di global dan lokal. kita punya 3 pusat riset dan pengembangan di luar Asia Tenggara seperti di Seattle, Bangalore, dan Beijing. Walaupun mereka tidak di Asia Tenggara, mereka bisa lihat bagaimana dampaknya Grab di Asia Tenggara. Kita punya banyak area yang bisa di-influence," terangnya lagi.

Di Indonesia Grab merasa sangat beruntung adanya dukungan dari kementerian dan pemerintah kemudian partner seperti Ovo, Tokopedia, dan Hooq.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Virgina Maulita Putri
11:07

Luhut Pandjaitan Membuka Thinkubator

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Pandjaitan membuka acara Thinkubator dengan pidatonya. Ia bercerita mengajak pendiri Grab, Anthony Tan, untuk membuat semacam 'startup idol'. Presiden pun memberi persetujuannya.

"Biar ada pemain baru muncul," katanya. Selain itu juga bagus secara ekonomi buat Indonesia. Maka, lahirlah acara Thinkubator ini yang ternyata diminati ribuan startup dari seluruh Indonesia.

"Sekarang ini gampang. Presidennya itu pokoknya untuk kepentingan negeri, untuk kepentingan bangsa. Apalagi membicarakan anak muda, bicara tadi online-online itu," tambah Luhut.

Di Indonesia, juga banyak sekali peluang untuk digarap para startup. "Banyak sekali peluang. Untuk efisiensi enggak ada lagi caranya kalau tidak main startup ini. Ini adalah terobosan-terobosan yang harus dibuat, teknologi yang luar biasa," papar dia.

"Saya ini dorong anak-anak muda seperti kalian. Mari ini peluang ada di kita. Negara sudah kaya. Presiden kebetulan enak diajak ngomong saya gas aja," tambah Luhut.

Ia juga mengajak anak muda tidak golput dalam pemilu mendatang. "Asal dalam kepentingan nasional gak usah ragu. No 1 no 3 gak no 2 ya. Itu gak masalah bisa aja nomor berapa," tuturnya.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna

Luhut kemudian meninggalkan panggung dan disambut para pejabat Grab. Mereka pun berfoto bersama. Tampak pula Triawan Munaf serta Pemred Detikcom dan Direktur Konten Detik Network, Alfito Deannova.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
10:54

MC Menyapa Tamu Undangan

MC yang memandu acara, Budi Adianto dan Azizah Hanum naik ke panggung memperkenalkan tamu undangan, mulai Luhut Pandjaitan, Triawan Munaf, pendiri Grab Tan Hooi Ling, hingga presiden Grab Indonesia, Ridzki Kamadibrata.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
10:43

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Acara Thinkubator dimulai dengan para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Grandyos Zafna
10:02

Acara Thinkubator Segera Dimulai

Saat ini, terlihat sebagian peserta sudah mulai memasuki hall tempat acara yang akan segera dimulai.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
09:55

Ratusan Peserta Sudah Mendaftar

Panitia thinkubator, Acep, di meja registrasi mengatakan sampai saat ini sudah ada sekitar 300 peserta yang mendaftar. Mereka diberikan jaket berwarna hijau khas Grab secara gratis.

Sekalipun belum terdaftar sebelumnya, panitia membolehkan pengunjung mendaftar on the spot dengan menyerahkan kartu tanda pengenal.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Tya

09:14

Peserta Mulai Berbondong Datang

Para peserta terlihat sudah ramai mendatangi lokasi acara Thinkubator. Mereka juga banyak berpose dengan antusias di depan logo Thinkubator.

Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: Imron Rosyadi/detikinet
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Robi Setiawan
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: detikINET/Muhamad Imron Rosyadi
Live Report Conference & Workshop ThinkubatorFoto: Robi/detikcom
06:29

Asal Mula Kompetisi Thinkubator

Untuk meningkatkan ekosistem startup di Indonesia, pemerintah memiliki inisiatif yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk menggelar kompetisi Thinkubator.

Dan salah satu perusahaan rintisan yang kini telah meraih Decacorn, Grab, turut mendukung inisiasi tersebut. Bersama Transmedia sebagai media partner, kompetisi ini adalah wadah bagi para startup dan komunitas.

Luhut mengatakan Thinkubator lahir lewat diskusi dengan CEO & Founder Grab Anthony Tan dan pegiat teknologi yang berasal dari berbagai negara ASEAN di sela-sela pertemuan World Economic Forum yang berlangsung di Davos pada Januari silam.

"Dari situ tercetus gagasan membuat kompetisi startup. Saya langsung teringat pernah menginisiasi Hackathon waktu masih bertugas di KSP didukung instansi lain. Dari kompetisi programming itu malah kemudian muncul anak-anak muda yang sekarang punya bisnis senilai 2 juta dolar," ujar Luhut.

Untuk mewujudkan mimpi anak muda Indonesia, khususnya para penggiat startup dalam segi wawasan dan pendanaan, melalui acara ini diharapkan anak muda Indonesia dapat belajar, berkembang dan semakin mandiri untuk mewujudkan mimpinya untuk membangun perusahaan startup.

Kini proses seleksi online telah selesai, akan ada 150 peserta startup yang akan mengikuti rangkaian kegiatan conference dan workshop pada hari ini. Kegiatan ini akan disiarkan secara live streaming maupun live report di detikcom. Conference akan digelar pukul 10.00 WIB, sementara workshop class digelar pukul 13.00 - 16.00 WIB. Jangan lupa saksikan ya!

06:27

150 Startup Thinkubator Dibekali Ilmu dari Para Ahli

Setelah diseleksi dari ribuan partisipan, 150 startup peserta Thinkubator akan digembleng pada hari ini 28 Maret. Mereka akan diberi pembekalan dari para ahli di sesi conference dan workshop. Seluruh conference dan workshop disiarkan secara langsung di detikcom. Jadi tak hanya peserta, kamu pun bisa mendapatkan ilmu yang sama.

Di sesi conference akan tampil Co-Founder Grab Tan Hooi Ling dan CEO Ruangguru Belva Devara. Keduanya akan berbagi pengalamannya membangun startup yang dirintisnya hingga berhasil tumbuh besar seperti sekarang.

Sementara di sesi workshop ada empat tema yang bakal dibahas. Pertama Movement and Social Impact, pembicaranya CEO Reblood Leonika Sari, Founder Instellar Dian Onno, dan Founder Makedonia Makerspace Dina Kosasih.

Lalu ada sesi Digital Branding to Get Investor. Tampil sebagai pembicara Founder & CEO YOT Billy Boen, Grab Venture Capital Aditi Sharma dan Creative Advisor Kreavi
Anto Motulz.

Tema Future of Agriculture tak kalah menarik untuk disimak. Menghadirkan Diyan Prayogi - Habibi Garden yang merupakan "Winner The Next Dev 2016, kemudian Tantyo Bangun dari kecipir.com dan Andreas Sanjaya dari iGrow.

Selanjutnya kelas terakhir akan diisi oleh Yasa Singgih Founder Mens Republic, Stephanie Yoe yang merupakan venture partner at Fenox Venture, dan Demon Hakim dari Frame A Trip. Ketiganya membahas tema More About Business & Digital Industry.

Di hari yang sama, 150 startup ini akan dikerucutkan lagi hingga didapatkan beberapa startup yang melaju ke babak Final Live Pitch. Finalis harus melakukan presentasi di hadapan sosok-sosok yang sudah malang melintang di bidangnya.

Mereka adalah Chairul Tanjung yang merupakan Chairman and Founder of CT Corp, William Tanuwijaya Co-Founder Tokopedia, dan Frederica Widyasari Dewi yang merupakan Presiden PT KSEI. Ketiganya akan menentukan siapa startup yang berhak mendapat suntikan dana senilai total Rp3 miliar.

Acara Live Pitch akan disiarkan langsung di Transmedia Group. Pemenangnya akan diumumkan dan diperkenalkan kepada publik pada hari berikutnya, 29 Maret 2019.