Jatuh Bangun Bitcoin di 2018
Hide Ads

Jatuh Bangun Bitcoin di 2018

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Kamis, 27 Des 2018 17:06 WIB
Jatuh Bangun Bitcoin di 2018
2018 bukan menjadi tahun yang indah bagi Bitcoin. Foto: Reuters
Jakarta - Tahun 2017 bisa dibilang menjadi tahun yang indah bagi Bitcoin. Bagaimana tidak, mata uang virtual tersebut sukses mencapai nilai tertingginya pada Desember 2017 di kisaran USD 20.000, walau hanya sesaat dan kembali turun di angka USD 19.000an.

Sayangnya, nilai fantastisnya itu tak bisa dipertahankan Bitcoin tahun ini. Cryptocurrency paling populer tersebut bahkan bisa dibilang terpuruk sepanjang 2018 ini.

Nilainya anjlok tak karuan. Bitcoin pernah menyentuh angka USD 3.100an. Angka tersebut jadi yang terendah dalam kurun waktu lebih dari setahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut detikINET rangkum jatuh bangunnya Bitcoin tahun ini, mulai dari fluktuasi nilainya hingga trennya sepanjang 2018.

Bitcoin Bikin Pemiliknya Tajir Melintir

Erik Finman, pemuda yang jadi kaya raya berkat Bitcoin. Foto: Instagram
Pada awal tahun ini, nilai Bitcoin masih tinggi. Hal ini membuat sejumlah pemiliknya masih bisa merasakan nikmatnya memiliki mata uang virtual ini.

Salah satunya Erik Finman yang memiliki harta USD 6 juta setelah menghabiskan USD 1.000 untuk Bitcoin pada 2011. Lalu ada Peter Saddington yang sanggup beli Lamborghini Huracan dengan 45 keping Bitcoin seharga USD 200 ribu.

Selain itu, ada juga yang rela menghabiskan uang banyak demi Bitcoin. Adalah Kingsley Advani, yang menghabiskan USD 34 ribu demi Bitcoin. Untungnya, pertaruhannya itu terbayar karena nilai asetnya sudah tumbuh sampai dua kali lipat.

Pro Kontra Bitcoin di Mata Bos Teknologi Dunia

Bitcoin masih menimbulkan silang pendapat di kalangan bos teknologi. Foto: Getty Images
Steve Wozniak (pendiri Apple) dan Jack Dorsey (pendiri Twitter) kompak mengatakan bahwa Bitcoin akan menjadi mata uang tunggal dunia. Wozniak mengatakan hal tersebut akan terwujud karena sifat alaminya yang langka dan sistematis, sedangkan Dorsey menekankan pada teknologi blockchain di dalamnya.

Di kubu seberang, ada Bill Gates dan Jack Ma yang anti terhadap Bitcoin. Pendiri Microsoft mengatakan Bitcoin menerapkan teori yang bodoh, sedangkan bos Alibaba menyebut harga cryptocurrrency tersebut sudah jauh dari nilai intrinsiknya.

Sedangkan Mark Zuckerberg, pada awal tahun ini, mengaku tertarik mempelajari Bitcoin dan mata uang virtual lainnya. Ia bahkan memasukkan hal tersebut sebagai resolusinya di 2018.

Bikin Asus hingga Samsung Kepincut

Fenomena Bitcoin sukses mencuri perhatian vendor teknologi global. Foto: Getty Images
Walau masih diselimuti pro-kontra, Bitcoin masih memilik daya tarik tinggi. Hal ini tampak dari sejumlah vendor yang membuat produk khusus untuk Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Salah satunya Kodak yang merilis mesin penambang Bitcoin (KashMiner), platform berbasis blockchain (KodakOne) dan cryptocurrency (KodakCoin) milik perusahaan tersebut. Lalu ada Asus yang membuat H370 Mining Master, motherboard khusus untuk menambang mata uang virtual. Tak ketinggalan, Samsung turut memproduksi chip yang digunakan untuk menambang Bitcoin dan cryptocurrency lain.

Tren Bitcoin juga bikin harga GPU mahal karena diburu para penambang mata uang digital. Hal ini membuat AMD harus menggeber produksi, sedangkan Nvidia harus membagi porsi untuk para gamer dengan pencari cryptocurrency.

Lolos Syariat Islam, Tapi Disalahgunakan ISIS

Bitcoin disebut sesuai dengan aturan Islam. Foto: Getty Images
Studi yang dilakukan oleh Muhammad Abu-Bakar dari Blossom Finance menyebutkan Bitcoin sesuai syariat Islam. Fokusnya adalah meneliti apakah Bitcoin dan cryptocurrency lainnya sesuai dengan definisi uang dalam syariat Islam.

Selain itu, Stellar, sebuah platform berbasis blockchain, juga mengumumkan bahwa mata uang virtual miliknya, Lumens, sudah memenuhi syariat Islam. Mereka bekerja sama dengan Shariyah Review Bureau (SRB) untuk mewujudkan hal tersebut.

Meski demikian, Marshall Billingslea, Presiden Financial Action Task Force (FATF), lembaga yang fokus dalam melawan kegiatan pencucian uang, mengatakan bahwa ISIS telah menggunakan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya untuk mendanai terorisme di Suriah. Aktivitas tersebut pun tidak hanya terjadi di dalam Suriah saja.

Diblokir Apple hingga Google

Fenomena Bitcoin dan cryptocurrency lainnya ternyata menimbulkan keresahan bagi perusahaan teknologi dunia. Foto: Australia Plus ABC
Pada Maret lalu, Twitter resmi memblokir iklan berbau Bitcoin cs. Mereka juga mematikan akun @Bitcoin. Walau begitu, media sosial ini masih dihantui para bot yang mencatut nama Donald Trump hingga Elon Musk dalam melakukan scam dengan Bitcoin serta cryptocurrency lainnya sebagai umpan.

Di samping itu, Microsoft, Facebook, Google, hingga Reddit juga kompak memblokir iklan berbau Bitcoin dkk. Sedangkan Apple memilih untuk melarang penambangan Bitcoin dan mata uang virtual lainnya di perangkat buatannya. Hal serupa juga diterapkan Google pada platform Play Store.

Menariknya, Google justru memperbolehkan kembali iklan-iklan berbau Bitcoin dan cryptocurrency untuk tampil di dalam platform miliknya. Walau begitu, tidak semua kepentingan komersial terkait mata uang virtual tersebut diperbolehkan mejeng oleh perusahaan teknologi pimpinan Sundar Pichai itu.

Anjloknya Nilai Bitcoin

Nilai Bitcoin terus menggelinding sepanjang tahun ini. Foto: detikcom
Sebagai penutup, sepertinya anjloknya nilai Bitcoin jadi topik yang pas untuk merangkum jatuh bangunnya mata uang virtual ini sepanjang 2018. Bagi yang masih ingat, Bitcoin sempat menyentuh angka USD 20.089 untuk beberapa saat. Itu jadi rekor tertingginya sampai sekarang.

Kini, nilai cryptocurrency paling populer itu hanya berkisar di angka USD 3.700, jauh dari rekor yang dicatatkannya Desember 2017 lalu. Jadi, satu keping Bitcoin saat ini memiliki harga sekitar Rp 50 jutaan.

Bahkan, pada 15 Desember lalu, harganya sempat menyentuh USD 3.194. Itu merupakan yang terburuk sejak 15 September 2017, atau lebih dari setahun lalu.

Halaman 2 dari 7
(mon/rns)