Penggunaan teknologi tidak hanya terlihat dari dominasi synthesizer dan mesin drum di lagu-lagu mereka, tapi juga dapat dilihat di penampilan live mereka.
"Kita juga dari kostum di panggung yang gedenya kita pake yang nyala-nyala. Lampunya ngesync sama lagunya gitu," kata keyboardist NEV+, Randy Danistha seusai mengisi acara Ngopi detikINET With Oppo, di Hard Rock Cafe, Pacific Place, Jakarta, Jumat (20/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memproduksi musik mereka, NEV+ mengombinasikan perangkat lunak pengolah musik Ableton dan Logic yang sudah sangat populer.
"Kita campur-campur ya, bikinnya di Ableton, dimixing di Logic, finalise di Pro Tools," jelas Randy.
"Itu sih principle masing-masing kenyamanan sih ya. Jadi tiga orang ada yang pake Logic, ini bahasanya Ableton. Tapi nanti masternya ya di Pro Tools," ujar gitaris NEV+, Ramadhista Akbar.
NEV+ sendiri mengaku ada satu teknologi yang ingin sekali mereka jelajahi.
"Kita penasaran banget sama hologram dan lain-lain ya. Misalnya di satu konser bisa dapat kesempatan kayak gitu sih kita mau banget untuk explore yang berhubungan dengan teknologi," ucap Randy. (asj/asj)











































