Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Microsoft Diprotes Soal Kerja Sama dengan Badan Imigrasi AS

Microsoft Diprotes Soal Kerja Sama dengan Badan Imigrasi AS


Virgina Maulita Putri - detikInet

Foto: Reuters/Mike Segar
Jakarta - Lebih dari 100 pegawai Microsoft menandatangani surat terbuka yang memprotes kerja sama Microsoft dengan Immigration and Custom Enforcement (ICE). Surat terbuka yang dialamatkan ke CEO Microsoft Satya Nadella ini, meminta Microsoft untuk menghentikan kerja sama tersebut.

ICE sendiri adalah badan imigrasi Amerika Serikat yang belakangan menjadi sorotan karena telah memisahkan keluarga imigran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal. Pemisahan ini berdasarkan kebijakan 'zero tolerance' yang ditetapkan presiden Donald Trump.s

"Kami percaya bahwa Microsoft harus mengambil posisi yang etis dan menempatkan anak-anak dan keluarga di atas keuntungan," tulis surat tersebut, seperti dikutip detikINET dari CNET, Rabu (20/6/2018). Surat terbuka ini juga menjelaskan bahwa Microsoft memiliki kontrak kerjasama senilai USD 19 juta (268 miliar Rupiah) untuk menyediakan penyimpanan cloud dan layanan kecerdasan buatan (AI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sebagai orang-orang yang membangun teknologi yang memberi keuntungan bagi Microsoft, kami menolak untuk terlibat. Kami adalah bagian dari pergerakan yang terus berkembang, terdiri dari banyak kalangan industri yang menyadari tanggung jawab besar bahwa mereka yang membangun teknologi canggih harus memastikan apa yang mereka bangun digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mencelakai," lanjut isi surat tersebut.

Microsoft sendiri belum merespon surat terbuka tersebut. Namun pada awal pekan ini, Microsoft menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan ICE dan meminta pemerintah mengubah kebijakannya. Microsoft juga membela diri dengan mengatakan bahwa layanannya tidak digunakan untuk membantu ICE dalam memisahkan keluarga imigran di perbatasan.


"Microsoft tidak bekerja dengan US Immigration and Customs Enforcement atau USD Customs and Border Protection dalam proyek yang terkait dengan memisahkan anak-anak dari keluarganya di perbatasan, dan bertentangan dengan spekulasi, kami tidak tahu bahwa Azure atau layanan Azure digunakan untuk tujuan ini," kata Microsoft dalam pernyataannya.

Selain Microsoft, bos-bos Silicon Valley lainnya juga sudah terang-terangan menentang kebijakan pemerintah AS ini. CEO Apple, Tim Cook menyebut bahwa kebijakan ini tidak manusiawi, sedangkan CEO Uber Dara Khosrowshahi yang seorang imigran menyebut kebijakan ini tidak bermoral. (jsn/rns)
TAGS







Hide Ads