"Pengembangan teknologi pintar untuk menganalisis jumlah data yang besar dengan cepat dan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada yang mampu dilakukan manusia, membuka bidang baru dalam penelitian medis dan memberikan kita senjata baru dalam perang melawan penyakit," kata May dalam pidatonya, seperti dikutip detikINET dari The Guardian, Senin (21/5/2018).
May ingin agar industri dan organisasi amal bekerjasama dengan National Health Service (NHS) untuk mengembangkan algoritma khusus. Algoritma ini menggunakan data dan gaya hidup pasien untuk kemudian memperingatkan dokter ketika pasien harus dirujuk ke dokter spesialis kanker atau dokter spesialis lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknologi ini diperkirakan dapat mendeteksi kanker prostat, ovarium, paru-paru atau usus tahap awal pada 50.000 pasien.
Lebih lanjut, AI diharapkan dapat mencegah 22.000 kematian yang diakibatkan kanker tiap tahun pada 2033. AI juga diharapkan memberikan pasien tambahan hidup 5 tahun yang sehat dan independen pada 2035.
Namun, rencana ini mengharuskan NHS untuk memberikan data pasien kepada perusahaan komersial. Sehingga muncul kontroversi tentang data sharing, privasi, dan mencari keuntungan dari aset publik.
May sendiri telah mengantisipasi oposisi terhadap rencananya yang dapat membuat data pasien rentan. Pada pidatonya di Davos pada Januari 2018, May telah menjelaskan garis besar rencananya untuk dewan yang khusus menangani etika data. (fyk/fyk)