Uber dikabarkan telah menemukan penyebab yang membuat mobil otonom buatannya menabrak seorang pejalan kaki di Tempe, Arizona, Amerika Serikat, pada Maret lalu. Berdasarkan keterangan dari sebuah sumber, software dari kendaraan tersebut yang menjadi akar masalah dari kecelakaan maut tersebut.
Perangkat lunak tersebut seharusnya bertugas untuk menentukan bagaimana mobil tersebut bereaksi terhadap objek yang dideteksinya. Menariknya, walau sensor dari mobil otonom ini diklaim sudah mendeteksi pejalan kaki itu, namun software tersebut memutuskan untuk tidak melakukan reaksi dikarenakan pengaturan awal yang diberikan padanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Software ini memang diatur untuk tidak memedulikan objek-objek yang bukan menjadi masalah bagi kendaraan, seperti plastik atau kertas. Seorang sumber dari Uber pun mengatakan bahwa mereka percaya sistem ini diatur agar tidak memberikan reaksi pada benda-benda tersebut, sebagaimana detikINET kutip dari CNET, Rabu (9/5/2018).
Sayangnya, pejalan kaki bukanlah sebuah objek yang harusnya dibiarkan oleh mobil otonom. Kecelakaan ini, secara tidak langsung, menunjukkan bahwa software dari mobil otonom Uber masih kurang cepat dalam menentukan reaksi terhadap pejalan kaki yang melintasi jalan.
Pada saat tabrakan itu terjadi, Uber menyebutkan bahwa mobil itu sedang berjalan dalam mode otonom dengan terdapat seorang sopir yang mengawasi jalannya mobil tersebut. Sayangnya, sopir tersebut sedang tidak memerhatikan jalan saat mobil yang tengah melaju pada kecepatan sekitar 64 kilometer per jam menghantam korban tewas bernama Elaine Herzberg.
Kejadian tersebut adalah pertama kalinya mobil otonom terlibat dalam kecelakaan yang mengakibatkan adanya korban jiwa. Akibatnya, Uber pun memutuskan menghentikan operasional mobil otonom untuk sementara waktu di seluruh kota tempat kendaraan tersebut melakukan uji coba. (asj/asj)