Adalah media Washington Post yang menyatakan Koum tidak sepakat dengan berbagai strategi Facebook mengenai WhatsApp. Apalagi Facebook berupaya memanfaatkan data pengguna WhatsApp dan memperlemah enkripsi WhatsApp demi meraup pendapatan, menurut sumber yang dikutip media tersebut.
Selain turun dari posisi CEO, Koum kabarnya juga berencana lengser dari dewan direksi Facebook. Sejauh ini, belum diungkap kapan pria kelahiran Ukraina ini mundur dan siapakah penggantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pendiri dan CEO WhatsApp Hengkang |
Kabarnya, Koum sudah mengabari rencana lengsernya ini cukup lama pada para eksekutif senior di Facebook. Selain itu, dia juga sudah jarang muncul di kantor WhatsApp di markas besar Facebook yang berlokasi di Silicon Valley.
Dikutip detikINET dari Washington Post, independensi dan proteksi data user adalah inti dari WhatsApp yang sejak lama ditegaskan Koum serta pendiri WhatsApp lain yang lebih dulu lengser, Brian Acton. Meski pada tahun 2014 WhatsApp dibeli Facebook senilai USD 19 miliar, keduanya menjanjikan WhatsApp takkan berubah.
Tapi namanya bisnis, Facebook tentu ingin WhatsApp menghasilkan uang, sesuai dengan investasi besar yang mereka keluarkan. "Sebagian sukses Facebook adalah keberhasilan memonetisasi akuisisi dan mengintegrasikannya ke mesin iklannya," sebut Daniel Ivers dari biro riset GBH Insights.
Namun sepertinya Facebook sulit menerapkannya ke WhatsApp karena pendirinya keras kepala. Sejak awal mereka tidak mau WhatsApp disusupi iklan, apalagi dengan memanfaatkan data penggunanya.
"Tak seorangpun terbangun dengan gembira untuk melihat lebih banyak iklan, tak seorangpun tidur dan berpikir iklan apa yang akan mereka lihat besok," tulis mereka di blog WhatsApp.
Baca juga: Belajar dari Jan Koum, Si Pencipta WhatsApp |
Mereka sangat ketat pula menjaga privasi user dan hanya mengambil nomor ponsel serta berjanji takkan membagikan data apapun pada Facebook. Namun kemudian, Facebook mengubah kebijakan WhatsApp sehingga perusahaan milik Mark Zuckerberg ini bisa mengakses data pengguna WhatsApp, dari nomor sampai ponsel dan OS apa yang digunakan.
Konflik makin menjadi setelah WhatsApp makin ditekan untuk menghasilkan uang. Selain itu, keamanan WhatsApp yang dibalut enskripsi ketat sehingga hanya pengirim dan penerima yang bisa membacanya, diusulkan untuk diperlemah agar pebisnis lebih mudah menggunakannya.
Mungkin Koum sudah tak tahan lagi sehingga akhirnya lengser mengikuti Acton yang lebih dulu melakukannya pada akhir tahun lalu. (fyk/fyk)