Pemerintah Korea Utara memblokir sejumlah platform online asal Amerika Serikat seperti Facebook, Instagram, dan Google dalam beberapa bulan terakhir. Warga elit di negara itu yang dapat mengakses internet, belakangan menggunakan layanan buatan China ketimbang AS. Selain itu, pemerintah Korea Utara tampak sangat menutup-nutupi kegiatan mereka dalam mengakses internet.
Berdasarkan laporan dari firma Recorded Future, negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut memang lebih memilih untuk menggunakan sejumlah layanan yang berasal dari Alibaba, Tencent, serta Baidu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Priscilla Moriuchi, Director of Strategic Threat Development Recorded Future, mengatakan hal ini dikarenakan makin banyaknya perhatian asing yang tertuju pada perilaku penggunaan internet di Korea Utara. Selain itu, keputusan ini juga sedikit banyak dipengaruhi pertambahan negara yang memblokir media sosial buatan AS.
"Ini juga merupakan bentuk dari peningkatan keamanan berinternet di dalam jajaran pemimpin di Korea Utara," ujar Moriuchi, sebagaimana detikINET kutip dari Reuters, Jumat (27/4/2018).
Sejatinya, akses terhadap layanan itu pun sangat terbatas di Korea Utara. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang dari total 25 juta penduduknya yang mampu mendapatkan akses internet. Diperkirakan, hanya sekitar 1% dari populasinya yang mampu menikmati akses internet. (fyk/fyk)