Tak Disangka, Kebanyakan YouTuber Ternyata Hidup Melarat
Hide Ads

Tak Disangka, Kebanyakan YouTuber Ternyata Hidup Melarat

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Kamis, 01 Mar 2018 12:21 WIB
YouTube. Foto: detikINET/Irna Prihandini
Jakarta - Sisi baik yang selalu ditunjukkan oleh para YouTuber ternyata menyimpan sisi lain di kehidupan mereka yang sebenarnya. Ini khususnya terjadi di Amerika Serikat dengan asumsi YouTuber jadi profesi utama.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa 96,5% dari seluruh YouTuber di Amerika Serikat tidak mampu meraup penghasilan yang cukup untuk melewati garis kemiskinan di Negeri Paman Sam tersebut.

Mathias Bartl, profesor dari Offenburg University, Jerman, menjadi sosok bertanggung jawab atas studi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat penelitiannya ini, ia juga mengungkapkan bahwa hanya 3% sampel yang merupakan jajaran channel teratas mampu meraup pemasukan lewat pemasangan iklan sekitar USD 16.800 per tahun.

Angka tersebut sudah cukup untuk melewati garis kemiskinan di Amerika Serikat yang berada di USD 12.140 untuk satu orang, sebagaimana detikINET lansir dari Bloomberg, Kamis (1/3/2018).

Bartl menyebutkan bahwa jajaran channel teratas yang terdapat di dalam sampel penelitian ini mampu mendapatkan lebih dari 1,4 juta view setiap bulannya.

Sedangkan untuk deretan YouTuber kelas atas dengan lingkup yang lebih sempit, hanya 1% dari sampel, mampu memperoleh 2,2 juta hingga 42,1 juta view per bulan pada 2016.

Ketimpangan ini pun, berdasarkan studi dari Bartl, semakin parah dari tahun ke tahun. Pada 2006, jajaran channel teratas yang tergolong di dalam 3% dari sampel penelitian tersebut menguasai 63% dari total view yang didapat seluruh channel sampel.

Sedekade kemudian, sembilan dari sepuluh view yang didapat seluruh channel yang menjadi sampel berhasil dikuasai golongan 3% tersebut.

Tak DIsangka, Kebanyakan YouTuber Ternyata Hidup Melarat Foto: istimewa


Sedangkan 85% terbawah dari sampel yang mulai mengunggah video ke YouTube pada 2016 hanya mendapatkan paling banyak 458 view per bulan.

Dalam penelitiannya tersebut, Bartl mematok pemasukan YouTuber pada angka USD 1 setiap mendapatkan 1.000 view, mengingat nilai pendapatan berdasarkan iklan yang ditetapkan oleh platform berbagi video tersebut kurang jelas dan kerap berganti seiring berjalannya waktu.

Hal tersebut pun diamini oleh Harry Hugo dari Goat Agency, sebuah firma di London yang mengurusi pemasaran menggunakan influencer.

"Saya telah melihat orang yang mendapat 35 sen per 1.000 view dan sempat bekerja dengan YouTuber yang mampu meraup USD 5 untuk jumlah view yang sama," katanya, sekaligus menyebutkan bahwa patokan yang diberikan oleh Bartl sudah cukup tepat.

Meski begitu, pihak YouTube sendiri mengatakan bahwa mereka terus membantu para user untuk mendapatkan uang lebih lewat kerja sama dengan pihak sponsor maupun fitur yang membuat penonton untuk membayar jika ingin pendapat mereka muncul di kolom komentar.

"Jumlah channel yang mendapatkan penghasilan sebesar enam digit bertambah 40% dari tahun ke tahun. Kami terus melihat pertumbuhan yang sangat pesat pada kreator konten di YouTube," ujar juru bicara platform berbagi video tersebut. (fyk/fyk)