Menurut Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace, Google dan Facebook harus lebih keras dalam memberantas berbagai konten radikal di layanannya, juga menghilangkan kemungkinan pemanfaatan layanan mereka dalam mempersiapkan serangan teroris.
Selain itu, Google dan Facebook disebut senang 'menjual' data-data orang namun menolak untuk memberikan data tersebut ke pemerintah, dalam kaitannya untuk memberantas terorisme. Menurut Wallace, perusahaan seperti Google dan Facebook lebih mementingkan keuntungan perusahaan ketimbang keamanan publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka melanjutkan untuk tidak kooperatif, kami akan melihat hal-hal seperti pajak untuk memberi insentif atau kompensasi atas aksi mereka," ujar Wallace.
Facebook dan Google punya tanggapan serupa soal pernyataan Wallace tersebut. Mereka kompak menepis anggapan lebih mementingkan keuntungan perusahaan ketimbang keamanan publik.
"Tuan Wallace salah jika mengatakan kami lebih mementingkan keuntungan ketimbang keamanan, terutama dalam perang melawan terorisme. Kami sudah berinvestasi jutaan poundsterling untuk sumber daya manusia dan teknologi untuk mengidentifikasi dan menghapus konten terorisme," tulis eksekutif Facebook Simon Milner dalam pernyataannya.
Hal senada diungkap oleh YouTube, yang mengaku setiap hari melakukan lebih banyak hal untuk menangkal konten ekstrimisme. Salah satunya dengan berinvestasi di teknologi machine learning, merekrut lebih banyak pemantau konten, dan lainnya. (asj/rou)