Demi mendukung visi menjadikan Indonesia sebagai 'The Digital Energy of Asia', pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melancarkan strategi menggeber startup untuk ekonomi digital.
'Oleh-oleh' Silicon Valley
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Strategi ini sendiri adalah salah satu 'oleh-oleh' Presiden Jokowi setelah melakukan kunjungan ke Silicon Valley, Amerika Serikat pada Februari 2016. Setelah melihat langsung ekosistem startup di sana, Presiden Jokowi menyadari ketertinggalan Indonesia dan berupaya segera mengejar.
"Saya kaget saat masuk ke Silicon Valley, begitu masuk saya merasakan kita sangat tertinggal jauh sekali. Saat itu juga saya putuskan pulang ke Indonesia kita harus bergerak, tidak ada waktu lagi, kalau tidak kita betul-betul tertinggal," kata Jokowi saat itu.
![]() |
Untuk melahirkan 1.000 startup digital, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis di 10 kota pertama yang memiliki infrastruktur serta pondasi digital yang kuat.
"Hasil akhir, akan ada 200 peserta terpilih akan diinkubasi selama kurang lebih tiga bulan di setiap kota per tahun, sehingga dalam lima tahun akan tercipta seribu startup digital," papar CEO Kibar Yansen Kamto.
Adapun kota-kota yang pertama disambangi program ini adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak.
Target Startup Unicorn
Saat kunjungannya bersama Presiden Jokowi ke Silicon Valley, Menkominfo Rudiantara mengisahkan Indonesia belum memiliki startup unicorn.
"Namun sekarang sudah ada setidaknya tiga unicorn dan beberapa menuju unicorn," kata Rudiantara saat video conference dengan para Venture Capitalist (VC) Amerika Serikat,(6/10/2017).
![]() |
Unicorn adalah istilah untuk perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar. Sejauh ini tercatat ada tiga startup Indonesia yang masuk dalam kategori unicorn yakni Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia.
"Target kami saat ini ingin memiliki lima Unicorn hingga 2019, dan kami mengharapkan dua Unicorn akan datang melengkapi 3 Unicorn yg sudah ada di Indonesia," kata Rudiantara.
Karpet Merah untuk Startup
Saat memimpin rapat terbatas tentang pengembangan ekonomi digital, Presiden meminta jajaran kabinetnya memanfaatkan potensi yang ada guna meningkatkan pelaku ekonomi digital di Indonesia.
Seperti diketahui, saat ini 93,4 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet dengan jumlah penjualan melalui e-commerce pada tahun 2014 mencapai USD 2,6 miliar.
"Potensi pasar yang sangat besar ini tidak boleh ditinggal begitu saja. Saya yakin potensi itu akan bisa menjadi fondasi bagi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara," ujar Jokowi dalam keterangan pers yang disampaikan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
Selain itu, Jokowi juga meminta ekonomi digital ini dapat membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM dan para pelaku bisnis pemula atau start up.
"Kita harus bisa membangun channel antara sistem platform logistik dunia, dengan produk-produk yang berada di kampung-kampung, yang berada di desa-desa. Saya minta pelaku bisnis pemula atau startup diprioritaskan dan difasilitasi untuk mendapatkan akses permodalan agar usahanya bisa tumbuh dan berkelanjutan," imbuh Presiden.
![]() |
Selain deregulasi, pemerintah juga menekankan pentingnya penyediaan infrastruktur untuk mendukung pencapaian visi tersebut.
"Saya juga minta dilakukan percepatan jangkauan infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan pelaku-pelaku 'e-commerce'" Jokowi menambahkan.
Menutup sambutannya, Jokowi menekankan tekad pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital sebagai salah satu upaya memasarkan produk-produk UMKM.
"Saya kira perlu kita proteksi, perlu kita berikan dukungan sehingga ini betul-betul bisa kita dorong untuk nantinya memasarkan produk-produk desa, memasarkan produk kampung, usaha kecil, usaha mikro yang ada di negara kita," tutupnya. (rns/fyk)