Tips Jitu Jualan Tepat Sasaran ala Influencer
Hide Ads

Tips Jitu Jualan Tepat Sasaran ala Influencer

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Sabtu, 19 Agu 2017 18:15 WIB
Acara workshop 'How to be a Good Influencer'. Foto: Muhammad Alif Goenawan/detikINET
Jakarta - Jaman sekarang, tidak sedikit dari pelaku usaha yang memanfaatkan influencer atau pembuat konten untuk mempromosikan produknya di media sosial. Namun, seorang influencer harus bisa menghasilkan konten berjualan yang bisa diterima dengan baik oleh pengikutnya.

Menurut pendapat influencer dan content creator Benakribo, media sosial lebih pantas dipakai untuk berjualan yang sifatnya soft-selling. Kalau ingin hard-selling, sebaiknya memanfaatkan media lain, seperti televisi.

"Karena begini, secara general penonton televisi dan pengguna media sosial beda yang kebanyakan generasi milenial. Generasi ini jarang yang nonton televisi, nontonnya konten internet," terang Benakribo di sela acara workshop detikcom 'How to be a Good Influencer', di Kuningan City, Jakarta, Sabtu (19/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, milenial menurut Benakribo lebih suka konten yang soft-selling. Nah, agar bisa bikin konten yang soft-selling, Benakribo memaparkan beberapa tips.

"Yang pertama harus tahu banget brand apa yang mau diiklanin. Tentang apa sih dan bagaimana. Jadi bisa ngasih experience yang maksimal," ucapnya.

Tips berikutnya, lanjut Benakrino, harus tahu diri. Maksudnya, si pembuat konten harus bisa menyesuaikan iklan dengan image konten yang selama ini dibentuk

"Misalnya, ada yang nawarin iklan sabun colek, sementara konten kita teknologi. Kan nggak cocok atau engga. Saya sendiri suka dapat tawaran yang tidak pas dengan konten, akhirnya saya tolak secara halus. Mungkin bisa kasih saran untuk memasang di tempat lain," tuturnya.

Konten yang tidak serasi, maka tidak akan pas sama follower. Yang pada akhirnya, bisa menimbulkan pendapat negatif di kalangan follower itu sendiri.

Tidak hanya dari influencer, pemilik produk pun harus jeli memilih influencer. Menurut Sena Pratiwi Achari, Vice Presiden Product Management detikcom, si pengiklan harus mengenali produk yang dipasarkan.

"Seperti contoh MacBook. Sebelum mengiklankan kita harus mempersonakan dulu produknya , siapa yang menggunakan, hobi mereka, kegiatan sehari-hari mereka. Jadi, kita mengetahui siapa influencer-nya," ucap Sena di kesempatan yang sama.

Jangan sampai, lanjut Sena, akhirnya hanya asal aja memilih influencer dengan follower banyak yang justru malah tidak tepat sasaran. "Hasilnya kurang maksimal bagi brand," pungkasnya.

(mag/yud)