Ditolak 2 Kali, Tim Robot Afghanistan Akhirnya Boleh Masuk AS
Hide Ads

Ditolak 2 Kali, Tim Robot Afghanistan Akhirnya Boleh Masuk AS

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Jumat, 14 Jul 2017 08:43 WIB
Foto: The Verge
Jakarta - Perjuangan tim wanita asal Afghanistan untuk mengikuti perlombaan robotik di Amerika Serikat (AS) berakhir dengan kabar gembira. Setelah dua kali ditolak, akhirnya mereka berhasil memperoleh visa untuk terbang ke Negeri Paman Sam.

Seperti disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, izin visa tim yang terdiri dari enam gadis pintar itu sudah mendapat lampu hijau oleh Presiden AS Donald Trump.

Sebelumnya mereka harus gigit jari ketika tim dari negara lain bisa ikut berlomba dalam kontes merakit robot berskala internasional, FIRST Global. Sebab visa AS mereka tidak disetujui, padahal Afghanistan bukan termasuk negara yang warganya sementara dilarang masuk oleh negara adidaya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara tim dari Iran, Sudan, bahkan Suriah malah mendapatkan visa. Padahal dalam kebijakan baru presiden AS Donald Trump, negara mereka masuk daftar cekal.

Keputusan penolakan visa terhadap enam gadis remaja ini memicu kritik dari kelompok penyunjung hak asasi manusia, dimana mereka menuduh para pejabat pemerintahan AS mengabaikan upaya mendukung pemberdayaan perempuan Afghanistan, serta menimbulkan kekhawatiran atas kebijakan Gedung Putih untuk negara-negara mayoritas Muslim.

Namun, kini Afghanistan bisa bergabung dengan negara-negara lain untuk bersaing secara sehat di ajang kompetisi robotik bergengsi ini. Sama halnya dengan Afghanistan, Gambia yang juga sempat ditolak kini mendapatkan visa untuk melaju ke AS, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (14/7/2017).

Kabarnya Donald Trump sendiri yang turun tangan mengizinkan mereka masuk ke AS. Dalam pernyataan terbaru, Joe Sestak selaku First Global President meyakini bahwa kekuatan terbesar adalah kekuatan untuk menggabungkan bangsa-bangsa.

"Untuk membawa orang-orang secara bersama dalam mengejar tujuan bersama dan membuktikan bahwa kesamaan kita jauh lebih besar daripada perbedaan kita," ucap Sestak.

"Karenanya, aku sangat berterimakasih kepada pemerintah AS dan Departemen Luar Negeri guna memastikan Afghanistan dan Gambia akan daoat bergabung dengan kami dalam kompetisi internasional tahun ini," pungkasnya. (mag/afr)
Berita Terkait