Bu Risma, panggilan akrabnya, duduk menjadi pembicara untuk memberikan motivasi di hadapan ratusan anak muda kreatif bersama aktor sekaligus CEO Layaria, Dennis Adhiswara, serta CEO Kibar Yansen Kamto.
Mereka memberikan semangat serta menularkan 'virus' bagaimana menjadi startup yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma juga mengungkapkan salah satu tujuannya membangun banyak fasilitas umum maupun pemberian pelatihan untuk memberikan kesempatan warga Surabaya agar memanfaatkan fasilitas.
"Saya buat, ruang publik taman, rumah bahasa, rumah matematika supaya mereka bisa ketemu dan berkolaborasi," ungkap dia.
Wali Kota wanita pertama di Surabaya ini juga mengatakan tidak ada ilmu yang tidak berguna. "Semua ilmu pasti berguna kalau kita berkolaborasi dan tidak malu bertanya," imbuh Risma.
![]() |
Dennis Adhiswara juga setuju dengan Bu Risma tentang pentingnya kolaborasi dalam menjadi startup.
"Peradaban itu ada karena kolaborasi. Saya melihat saat ini kita berada di zona nyaman sehingga tidak peka dengan fasilitas yang dibuat oleh Bu Risma. Untuk menjadi nyaman harus keluar dulu dan luangkan waktu lebih banyak," ungkap pemeran Mamet di film 'Ada Apa Dengan Cinta'.
Dennis juga mengajak kepada pengunjung Geekfest 2017 di Gedung Siola agar dalam berkolaborasi tidak malu bertanya sehingga banyak masukan yang didapat. Ia mencontohkan akun milik Pemkot Surabaya dengan alamat @surabaya.
Menurutnya, akun @surabaya merupakan akun paling aktif memberikan info lokasi maupun kegiatan pemerintahan. "Minimal mulailah bertanya apa saja di @surabaya," masih kata Dennis.
Ia juga memberikan resep menjadi startup agar pandai memanagemen waktu serta tidak membuang waktu dengan kegiatan yang tidak berguna dengan berselancar di medsos.
"Rata rata kebutuhan kita terhadap media sosial 1,5 jam tiap hari dengan mengomentari hal hal yang tidak perlu. Kalau waktu im1,5 jam kita gunakan untuk berkolaborasi maka lebih bermanfaat," pungkas dia.
Usai memberikan resep menjadi startup, Risma menyaksikan pemutaran film dengan menggunakan Gedung Siola sebagai layarnya. Risma bersama warga Surabaya tampak duduk lesehan di aspal.
Film yang juga menampilkan animasi tiga dimensi sehingga jendela dan tembok Gedung Siola ikut bergerak. (rou/rou)