Jadi pada penyelenggara KRI 2017 Regional II, pihak penyelenggara mengusung tema Gending Sriwijaya pada kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). Setiap peserta diharuskan membuat robot yang dapat menarikan tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan itu.
Di sanalah titik menariknya. Meski berbahan besi, para peserta mampu menciptakan robot yang dapat mengikuti gerakan aslinya. Jadi tidak heran bila pengujung yang hadir terhipnotis dengan gerakan robot-robot tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: detikINET/Wisma Putra |
Saat berbincang dengan detikINET, Ketua Tim CMCS Art PNUP Nurmalik Hamzah mengatakan butuh waktu persiapan 5-6 bulan. Namun kerja keras mereka terbayarkan, terlebih mereka harus menempuh perjalan jauh untuk hadir di KRI 2017 Regional II yang diselenggarakan di Telkom University (Tel-U), Bandung, Jawa Barat.
"Alhamdullilah tidak disangka dan ini semua berkat do'a kami yang dikabulkan Allah," katanya Nurmalik saat ditemuai detikINET, Sabtu malam (20/5).
Meski tampil sebagai juara, ternyata tim CMCS Art PNUP menemui kendala. Untungnya dewi fortuna masih berpihak pada mereka, di detik-detik akhir pertandingan masalah yang terjadi dapat terselesaikan. Akhirnya mereka bisa mengalahkan Tim Robot Euro Artie Universitas Sam Tatulangi, Manado, Sulawesi Utara.
"Gerakan robot milik kami seragam, jika musik dihentikan robot pun ikut berhenti. Sedangkan robot lainnnya jika musik dihentikan, robotnya masih menari. Mungkin itulah penilaian juri," pungkasnya.
Dengan prestasi ini, tim CMCS Art PNUP mendapat tiket ke kejuaraan tingkat nasional. Rencananya KRI tingkat nasional akan diselenggarakan Juli 2017 mendatang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Jabar.
"Semoga dipertandingan tingkat nasional nanti dapat menjadi juara," harap Nurmalik. (afr/afr)












































Foto: detikINET/Wisma Putra