Adapun, cara unik yang dimaksud adalah peluk pohon. Loh kok? Ya, bila diperhatikan ide yang dilontarkan oleh Ashari ini memang terbilang nyeleneh.
Namun, menurut teori yang ditemui Ashari, berinteraksi dengan alam adalah salah satu cara asyik untuk meredam stres. Karenanya, lahirlah kemudian inisiasi Makassar Berkebun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, inilah yang pada akhirnya menimbulkan keresahan di kalangan pendiri Makassar Berkebun. Padahal, mengurangi tingkat stres sendiri bisa dilakukan dengan cara berinteraksi dengan alam, salah satunya berkebun.
Meski begitu, mengurangi stres bukan satu-satunya alasan Makassar Berkebun lahir. Ada beberapa alasan yang ada, salah satunya adalah pemanfaatan lahan-lahan kosong yang terbengkalai untuk kemudian dijadikan ruang terbuka hijau
Kedua adalah ekonomi. "Sebagai diketahui Indonesia ini menjadi salah satu negara terbesar soal ekspor kebutuhan pangan. Nah, di sini kami juga membawa prinsip ekonomi, di mana tanaman yang ditanam bisa dikonsumsi sendiri, bahkan tak menutup kemungkinan bisa dijual," ucapnya.
Saat ini Makassar Berkebun sudah punya cukup banyak anggota. Lahan kebun yang sudah digagas pun mencapai lima, dengan kebun terakhir di Rumah Sakit Haji.
"Intinya begini, berkebun mungkin adalahh salah satu contoh perubahan yang bisa dilakukan oleh anak muda. Tidak harus berkebun, lakukan perubahan dengan cara masing-masing," pungkas Ashari.
D'Youthizen sendiri adalah event yang digagas oleh Detikcom dan Motorola untuk mengajak anak muda yang ada di Makassar untuk mencari solusi dan mewujudkan aksi nyata untuk kota tercinta dan lingkungan sekitar.
Selama dua hari, terhitung dari tanggal 20 sampai 21 Mei 2017, bertempat di Hotel Four Points Makassar, D'Youthizen akan diramaikan oleh pemaparan dari sejumlah narasumber yang akan berbagi ilmu tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk lingkungan sekitar. (mag/asj)