Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (Puskakom UI).
Dilihat dari sisi usia secara keseluruhan konsumen Go-Jek ini paling tinggi di umur sekitar 20 tahunan dengan persentase 56%, di posisi kedua umur 30 tahun sebesar 28%, untuk umur kurang dari 20 tahun dan kalangan 40 tahun sama-sama memiliki persentase 7%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan tingkat pendidikan konsumen, 54% merupakan lulusan S1, SMA 18%, D1-D3 12%, S2 ada 7%, sisanya latar belakangnya pendidikan SD sampai SMA sederajat.
Menariknya lagi, bila melihat dari status pernikahan konsumen, ternyata mereka 56% responden menyatakan belum menikah, 43% menikah dan 1% cerai. Konsumen yang mengatakan tidak punya anak persentasenya 49%, di belakangnya 1 anak 22%, 2 anak 19%, 3 anak 8%, dan lainnya.
"(Kesimpulannya) mayoritas yang menjadi konsumen atau pengguna Go-Jek ini adalah perempuan berusia 20-30 tahun 84% dengan latar pendidikan tinggi dan berstatus single," ujar di Jakarta, Senin (8/5/2017).
Selain itu, fakta lainnya mengungkapkan kalau mayoritas konsumen sevesar 88% sudah menggunakan layanan berbasis aplikasi transportasi lebih dari satu tahun. Mereka kebanyakan memanfaatkan Go-Jek untuk layanan roda dua 83%, untuk memesan makanan 69%, transportasi roda empat 50%, dan pengiriman barang 35%.
Penelitian Puskakom UI ini berbasis aplikasi menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) atas mitra GO-RIDE (3.213 responden), GO-CAR (2.801 responden), dan pelanggan (4.048 responden) yang aktif dalam tiga bulan terakhir.
Sampel mewakili populasi pengemudi dan pelanggan di 15 lokasi, dengan 50% berasal dari wilayah Jabodetabek sebagai wilayah dengan jumlah pengemudi/pelanggan terbanyak. Penelitian ini dilakukan Puskakom UI bersama Go-Jek. (fyk/fyk)