"Kapal Caledonian Sky dengan nomor MMSI 311061100, IMO 8802870, Call Sign C6Z02, Tipe Passenger, terdeteksi sebanyak 4 kali berada di perairan dangkal sekitar Pulau Kri dan diduga sebagai terumbu karang selama lebih dari 5,5 jam," kata Plt. Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN Abdul Karim kepada detikINET, Jumat (17/3/2017).
Karim menyebutkan, informasi detail rute Caledonian Sky di sekitar terumbu karang yang ditabraknya, didapat dari hasil penginderaan satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 yang membawa sensor Automatic Identification System (AIS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. 2017-03-04 10:50:00 koordinat 130.678,-0.5505
2. 2017-03-04 07:22:35 koordinat 130.678,-0.5505
3. 2017-03-04 07:22:05 koordinat 130.678,-0.55046
4. 2017-03-04 05:35:04 koordinat 130.678,-0.55045
Dok. LAPAN |
"Ini adalah rute Caledonian Sky, kapal yang merusak terumbu karang di Raja Ampat. Simbol bulat data diambil dari satelit LAPAN-A2, dan simbol segitiga diambil dari LAPAN-A3," terang Karim.
Seperti diketahui, kapal MV Caledonian Sky dilaporkan bertolak dari Pelabuhan Jayapura dengan tujuan ke Pelabuhan Bitung setelah singgah di Raja Ampat (4/3). Di Raja Ampat, kapal tersebut kandas pada pukul 13.00 WIT dan pada hari yang sama kapal tersebut berhasil lepas landas pada pukul 23.00 WIT.
Kapal milik Caledonian Sky Inc yang diageni PT Pelayaran Antara Mas Bahari dengan ukuran 4.200 GT berbendera Bahama itu dinakhodai oleh Capt Keith Mike Taylor dengan membawa 102 penumpang dan 79 orang awak kapal, termasuk nakhoda. Ini adalah pelayaran yang keempat kalinya bagi kapal tersebut ke Raja Ampat.
Citra satelit LAPAN di sekitar terumbu karang yang rusak. (Dok. LAPAN) |
Adapun sebelum meninggalkan Raja Ampat, nakhoda kapal tersebut telah membuat pernyataan tertulis bahwa pihaknya akan bersedia mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat kandasnya kapal MV Caledonian Sky dengan menunjuk pihak asuransi untuk mengganti kerugian atas kerusakan terumbu karang, yaitu GA Insurance, anggota asosiasi P&I Clubs (Protection and Indemnity Insurances), suatu perkumpulan internasional perusahaan asuransi kerugian di bidang maritim.
Sementara itu, tim gabungan menurunkan penyelam untuk mendata kerusakan karang. Tujuannya adalah menyiapkan informasi detail untuk menuntut pihak kapal mengganti rugi kerusakan.
Hasil terakhir yang dihimpun oleh tim gabungan, tercatat luas wilayah terumbu karang yang rusak mencapai angka 13.522 meter persegi. Hal ini berbeda jauh dengan angka sebelumnya, yakni 1.600 meter persegi.
Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan, untuk merehabilitasi terumbu karang, dibutuhkan waktu puluhan tahun. Manajer Penanganan Kasus dan Emergency Walhi Edo Rakhman menyampaikan, kerusakan ini bukan hanya soal materi.
Terumbu karang setelah rusak. (Dok. Humas KKP) |
"Kalau untuk rehabilitasi itu perlu sampai 20-30 tahun mungkin. Itu pun tidak bisa mengembalikan seperti alamiah. Sebenarnya hal ini tidak dapat ditukar dengan uang karena terumbu karang tumbuh secara alami ciptaan Tuhan," ujar Edo. (rns/fyk)
Dok. LAPAN
Citra satelit LAPAN di sekitar terumbu karang yang rusak. (Dok. LAPAN)
Terumbu karang setelah rusak. (Dok. Humas KKP)