Gonjang-ganjing Balon Internet Google yang Tak Juga Terbang
Hide Ads

Gonjang-ganjing Balon Internet Google yang Tak Juga Terbang

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 12 Mar 2017 15:00 WIB
Foto: detikINET/Ardhi Suryadhi
Jakarta - Proyek balon internet Google, yang bertujuan memberikan akses internet pada wilayah-wilayah terpencil termasuk Indonesia, terkesan mandek. Apalagi belum lama ini, proyek ambisius Google itu kehilangan pemimpinnya.

CEO Project Loon Tom Moore hengkang hanya dalam 6 bulan semenjak dia menjabat. Padahal X (dulunya Google X) yang membawahi Project Loon menaruh harapan besar pada Moore untuk membantu bisnis perusahaan mengekspansi balon internetnya ke seluruh dunia, tak sekadar eksperimen.

Tak dijelaskan alasan kepergian Moore. Untung saja saat ini Alphabet selaku induk X telah menemukan bos baru untuk menangani Project Loon, Alastair Westgarth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Westgarth merupakan CEO dari perusahaan antena nirkabel bernama Quintel. Ia dianggap sebagai sosok yang layak menakhodai Projet Loon ke depannya karena sudah sangat berpengalaman serta dikenal mampu mengubah startup menjadi perusahaan yang bernilai.

Dilansir dari Engadget, Minggu (12/3/2017) Alphabet melihat sosok Westgarth sangat cocok dengan visi yang dijalankan oleh X dalam mengembangkan Project Loon, untuk menjangkau jutaan atau miliaran orang agar terkoneksi internet.

Seperti diketahui, Project Loon adalah sebuah proyek yang mengembangkan inovasi teknologi berupa penyebaran akses internet ke wilayah pelosok dengan memanfaatkan balon yang mengudara. Dengan demikian konsep Project Loon ini serupa dengan Base Tranceiver Station (BTS), namun berada di angkasa dengan ketinggian tertentu.

Bahkan, ketiga operator seluler Indonesia kepincut untuk menggunakan teknologi yang diusung Alphabet, yakni Telkomsel, XL, dan Indosat Ooredoo. Ketiga operator telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan X di Mountain View, Amerika Serikat pada Oktober 2015.

Akan tetapi proses pemanfaatan balon internet itu di Tanah Air tampaknya masih kesulitan. Sebab, yang seharusnya dapat diterbangkan pada tahun 2016, tetapi sampai sekarang belum juga terealisasikan.

"Belum izinnya (selesai), kalau dari saya sih ok," ujar Menkominfo Rudiantara beberapa waktu lalu. (fyk/fyk)