Sementara CEO Uber Travis Kalanick memilih mundur sebagai bentuk protes, Musk memilih bertahan. Risikonya jelas, dia dicibir lantaran dianggap mendukung semua kebijakan Trump, termasuk kebijakan terkait pembatasan terkait imigrasi yang menuai kecaman dari banyak pihak.
Musk mengeluarkan pernyataan dirinya tetap ikut serta dalam dewan penasihat ekonomi Trump, di tengah ramainya pemberitaan bahwa CEO Uber Travis Kalanick mundur dari keanggotaan dewan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Elon Musk |
"Desember lalu, saya setuju untuk bergabung menjadi anggota dewan penasihat ekonomi presiden, untuk memberikan pandangan terhadap berbagai isu penting bagi negara kita dan dunia. Di pertemuan besok, saya dan anggota lainnya akan mengungkapkan keberatan kami terhadap perintah eksekutif mengenai imigrasi dan menawarkan saran untuk mengubah kebijakan tersebut," kata Musk seperti detikINET kutip dari Engadget, Minggu (5/2/2017).
Ditambahkannya, kehadirannya di jajaran dewan penasihat Presiden, bukan berarti dirinya setuju dengan seluruh kebijakan Trump. Maka sudah menjadi tugasnya untuk membantu mempercepat transisi dunia sesuai bidang yang dikuasainya yakni ekonomi, teknologi dan energi terbarukan.
Foto: REUTERS/Mario Anzuoni/File Photo |
Pria yang juga menjadi CEO perusahaan teknologi luar angkasa Space X ini sendiri dikecam banyak orang atas keterlibatannya di dewan penasihat Trump. Cukup banyak pelanggannya yang membatalkan pemesanan Tesla Model 3 lantaran Musk dianggap merupakan koneksi Trump.
Ini mirip dengan yang dialami CEO Uber Travis Kalanick, yang didemo ratusan orang, bahkan puncaknya, ketika ratusan ribu orang ramai-ramai memboikot layanannya dengan menghapus aplikasi Uber.
Berbeda dengan Kalanick, Musk punya pandangan sendiri. "Saya memahami mereka yang keberatan saya berada dalam pertemuan ini. Namun saya percaya bahwa saat ini keterlibatan pada isu-isu penting akan memberikan keseimbangan dan pelayanan yang lebih baik," ujarnya. (rns/rou)
Foto: Elon Musk
Foto: REUTERS/Mario Anzuoni/File Photo