Sebenarnya sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari Uber sendiri. Namun seperti detikINET kutip The Verge, Minggu (5/2/2017), sejumlah laporan memperkirakan ada sekitar 200 ribu pengguna Uber yang menghapus akunnya dari layanan milik Travis Kalanick tersebut.
#DeleteUber bermula bermula ketika aliansi sopir taksi New York menolak untuk mengangkut penumpang dari bandara internasional John F Kennedy (JFK) pada pukul 16.00 - 17.00, Senin lalu (30/12/2017). Aksi tersebut dibarengi unjuk rasa menentang kebijakan diskriminasi Trump di dalam bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak orang pun langsung bereaksi. Mereka mulai menghapus aplikasi Uber dan memposting screenshotnya di Facebook dan Twitter dengan hastag #deleteuber. Seketika hal ini menjadi viral dan hastag tersebut sempat tranding topic dunia.
Pihak Uber pun langsung merespon. Mereka minta maaf atas kebingungan pada postingan di Twitter. Mereka tidak bermaksud menentang unjuk rasa.
"Kami hanya ingin orang tahu bahwa mereka bisa menggunakan Uber dari dan ke bandara JFK dengan harga normal," kata perwakilan Uber ketika itu. (yud/rou)