Bertebaran berita bohong di dunia maya yang disebut menjadi salah satu penyebab Donald Trump memenangkan Pilpres AS tersebut disebut sebagai bagian dari kampanye yang dilakukan oleh Rusia, demikian dikutip detikINET dari Washington Post, Sabtu (26/11/2016).
Kampanye yang dimaksud adalah serangkaian aksi yang melibatkan ribuan botnet, sejumlah tim yang bertujuan untuk melakukan trolling di berbagai forum, dan jaringan situs serta sejumlah akun media sosial yang bertugas menyebarkan berbagai berita bohong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah hal yang biasa mereka lakukan saat Perang Dingin. Masalahnya adalah, hal ini sulit dilakukan sebelum adanya media sosial," ujar Clint Watts, seorang peneliti di Foreign Policy Research Institute.
Kampanye propaganda ini terungkap oleh para peneliti di Foreign Policy Research Institute dan sebuah organisasi non partisan bernama PropOrNot, yang akan nantinya juga akan mempublikasikan hasil penelitiannya itu secara terpisah.
Sebelumnya ada juga kabar yang menyebut Facebook sebenarnya bisa mengatasi penyebaran berita bohong pada News Feed-nya. Namun mereka menolak melakukannya karena enggan dianggap berpihak secara politik. (asj/fyk)