Kisah Sukses Inggris 'Menjerat' Google
Hide Ads

Kisah Sukses Inggris 'Menjerat' Google

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 19 Sep 2016 14:36 WIB
Foto: Gettyimages
Jakarta - Selain Indonesia, cukup banyak negara lain yang mengejar Google agar membayar pajak dalam jumlah yang pantas. Salah satu yang agresif adalah Inggris dan mereka cukup berhasil.

Setelah ditekan pemerintah Inggris, Google awal tahun ini sepakat untuk membayar kekurangan pajak senilai 130 juta poundsterling atau di kisaran Rp 2,2 triliun. Itu dilakukan setelah otoritas pajak Inggris Her Majesty's Revenue and Customs (HMRC) melakukan audit terbuka.

Jumlah itu adalah total pajak yang belum dibayarkan Google di Inggris sejak tahun 2005. Inggris termasuk pasar terbesar Google, tapi raksasa internet itu membayar pajak yang tak sebanding dengan pendapatannya di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tahun 2013 misalnya, google membukukan pendapatan 3,8 miliar poundsterling di negeri kerajaan itu, kebanyakan dari iklan online. Namun mereka hanya membayar pajak 20,4 juta poundsterling. Berkat tekanan pemerintah Inggris, Google akhirnya mau memperbaiki sistem pajaknya.

"Hari ini kami mengumumkan akan membayar lebih banyak pajak di Inggris. Kami ingin memastikan membayar pajak dalam jumlah yang tepat," sebut Matt Britin, Head of Google Europe ketika itu, yang detikINET kutip dari BBC, Senin (19/9/2016).

Google memang sudah lama dikritik karena struktur pajak internasionalnya dinilai sangat kompleks dan hanya menguntungkan mereka. Kantor pusat Eropa Google berada di Irlandia yang pajaknya rendah. Sedangkan profitnya mengalir ke Bermuda yang tidak mengenakan pajak ke perusahaan.

Tekanan Inggris membuat Google setuju mengubah sistem akuntasinya. Sehingga ada proporsi lebih besar aktivitas penjualan yang didaftarkan di Inggris, bukan di Irlandia.

"Kami membuat perubahan karena kami ingin terus mematuhi peraturan dan peraturan tersebut telah berubah," kata Matt yang mengklaim Google sebenarnya tidak membuat kesalahan apapun.

"HMRC telah mengamankan hasil yang substansial di mana artinya Google akan membayar pajak secara penuh berdasarkan keuntungan yang didapatnya di Inggris. Perusahaan multinasional pun harus membayar pajak dan kami tidak mau menerima jumlah yang kurang," demikian pernyataan HMRC.

Selain Inggris, negara lain juga sedang mengejar pajak Google termasuk Prancis. Presiden Prancis, Francois Hollande menyatakan praktik pajak Google tidak dapat diterima. Prancis menilai Google berhutang 757 juta poundsterling ke negara mereka.

(fyk/rns)
Berita Terkait