Dikatakan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog, digitalisasi di berbagai bidang diperlukan negara besar dengan penduduk yang banyak seperti Indonesia, untuk memudahkan berbagai kebutuhan ekonomi Indonesia.
Maka, digelarlah Indonesian-Swedish Digital Forum 2016. Melalui acara semacam ini, Johanna berharap terciptanya kolaborasi dan konektivitas yang bermanfaat bagi pembangunan sektor IT bagi kedua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Swedia sendiri, teknologi telah diadopsi sejak dini. Negara ini juga dinobatkan sebagai negara paling inovatif nomor dua di dunia. Di luar itu, sejak beberapa tahun lalu, Swedia sudah menjadikan sektor teknologi sebagai salah satu penggerak ekonomi.
"6% dari ekspor Swedia berasal dari sektor IT. Swedia berada di garis depan perkembangan teknologi selama bertahun-tahun," sebutnya.
Swedia juga menjadi rumah bagi penggagas platform digital kelas dunia, mulai dari dua perusahaan multinasional seperti Ericsson sampai startup penyedia layanan streaming musik Spotify. Tak heran jika ibukotanya, Stockholm, dijuluki sebagai Silicon Valley-nya Eropa.
"Banyak perusahaan teknologi ternama dan inovasi teknologi datang dari Swedia. Seperti bluetooth, GPS. Setelah San Francisco, Stockholm dikenal sebagai penghasil startup unicorn," ujarnya.
Berbicara dunia startup, Johanna memaparkan bahwa tak hanya Spotify yang jadi kebanggaan Swedia. Jauh sebelumnya, negara ini mencetak Skype sebagai startup unicorn pertama mereka. Setelah itu, baru kemudian menyusul Spotify, e-commerce Klarna, dan publisher game populer Candy Crush King, serta Mojang si pencipta Minecraft.
Beberapa kisah sukses ini ditampilkan di acara Indonesian-Swedish Digital Forum 2016, salah satunya Spotify yang berbagi cerita mengenai perkembangan startup.
"Tujuan acara ini adalah mengumpulkan hal-hal terbaik dari dua negara berbeda, namun disatukan oleh semangat untuk berinovasi dan berwiraswasta, menyatukan pemikiran dan sama-sama saling menginspirasi," tutupnya. (rns/fyk)