Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Bukalapak Tak Segan Usir Penjual Bandel

Bukalapak Tak Segan Usir Penjual Bandel


Masnurdiansyah - detikInet

Foto: detikINET/Irna Prihandini
Jakarta - Bukalapak baru saja menorehkan milestone sejuta pelapak. Raihan ini juga diiringi tantangan untuk terus mengawasi para pelapak dari aksi bandel, menjual barang replika misalnya.

"Sudah ada satu juta UKM yang gabung, kalau tahun 2015 kemarin baru ada sekitar 500 ribu UKM ini untuk Indonesia, kalau Jabar sendiri ada 200 ribu masing-masing satu produk yang dijual," ucap CEO Bukalapak, Achmad Zaky, saat ditemui di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Kamis (18/8/2016).

Untuk saat ini lapak penjualan di website miliknya yang telah berjalan selama enam tahun tersebut, masih didominasi oleh penjualan fashion dan gadget. Tak sedikit barang yang dijual adalah produk buatan tangan sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan bertambahnya para UKM dari waktu ke waktu, tentu Bukalapak harus semakin giat memasang mata untuk melakukan pengawasan terhadap para penjual bandel.

"Kita pasang mata untuk penjual yang mencoba menjatuhkan citra kami (Bukalapak), dengan menjual barang-barang replika seperti gadget yang banyak kasusnya," ujar pria berkacamata ini.

Di awal-awal berdirinya Bukalapak, Zaky mengakui banyak para konsumen yang mengeluh terhadap barang yang telah dibeli karena tidak sesuai dengan pesanan atau spek yang digambarkan.

Guna mengantisipasi agar tidak terjadi hal serupa, pengawasan yang dilakukan oleh Bukalapak menggunakan sebuah sistem khusus.

"Kita punya sistem khusus untuk komplain dari konsumen, dan kita pasang mata buat hal ini. Kita juga biar tahu pedagang mana saja yang bandel. Karena dua sampai tiga tahun lalu banyak yang jual barang replika," terangnya.

Bila ditemukan ada barang-barang replika dijual, pihaknya akan langsung melakukan blacklist terhadap akun tersebut.

"Langsung kita blokir akunnya, kita blacklist. Karena kasusnya ada juga dulu yang beli iPhone tahunya berisi sistem Android. Termasuk kita juga akan blokir akun yang menjual obat-obatan yang tidak memiliki izin dari BPOM," tegasnya.

Terlebih saat ini sudah lebih dari sejuta UKM yang bergabung, tentu pengawasan dan tantangan bakal lebih ketat lagi. Namun konsumen tidak perlu khawatir.

"Karena ada satu juta UKM dengan statistik 0,01 persen saja artinya pasti ada sekitar 100 pedagang yang bandel. Makanya akan kita langsung tutup akunnya supaya tidak bisa lagi menipu konsumen. Karena saat ini kan zaman berubah, teknologi juga berubah pasti ada kasus baru," jelasnya.

Sementara itu, Zaky mengaku hingga kini telah memiliki 10 juta pengguna Bukalapak di seluruh IIndonesia. Tak sedikit juga banyak relawan yang menarik para UKM di berbagai kota besar untuk ikut bergabung.

"Ada 200 penggerak lapak di nasional, kalau di Kota Bandung ada sekitar delapan penggerak lapak. Mereka kayak aktivis gitu, mereka adalah pejuang untuk ngajakin UKM yang masih sembunyi-sembunyi dan belum ngerti bagaimana mereka menjual dengan sistem online yang cepat," kata dia.

Inovasi-inovasi baru dibutuhkan agar bisnis bergerak lebih cepat dalam memesan barang yang lebih praktis dan mengirim barang sesuai dengan pesanan sampai diantar ketempat tujuan.

"Dengan adanya teknologi baru bisa lebih tumbuh dan bergairah gitu, jadi perlu ada inovasi baru karena tren ini (belanja online) menarik sekali, jadi penggunaan internet khusunya para UKM bisa lebih familiar digunakan begitupun dengan konsumen dalam melakukan transaksi pembayaran agar lebih mudah dan cepat," ucapnya.

Jawa Barat sendiri disebut Zaky masuk dalam lima peringkat teratas dalam mengakses Bukalapak, baik dari segi pembeli dan penjual yang memiliki akun resmi. Bukalapak sendiri berkomitmen membantu para pelaku UKM ini agar rate penjualan mereka terus meningkat dan dipercaya masyarakat.

"Jawa Barat Top Five yah untuk kota besar di Indonesia khususnya Kota Bandung sendiri setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Jadi kita bantu agar rate lapak mereka meningkat. Kita pantau ada timbal balik kalau di kami untuk rating mereka, kalau jelek terus ratingnya ya kita keluarin," lanjutnya Zaky.

Zaki menadaskan seni berbelanja online memiliki keseruan tersendiri. Masyarakat bisa mencari barang apa yang ia mau tanpa harus mengeluarkan bensin kendaraan. (ash/ash)







Hide Ads