'Emaknya' Programmer Go-Jek Punya Peran Baru
Hide Ads

'Emaknya' Programmer Go-Jek Punya Peran Baru

Adi Fida Rahman - detikInet
Minggu, 31 Jul 2016 14:00 WIB
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Masih ingat dengan sosok Vice President Go-Jek Alamanda Shantika Santoso? Wanita yang dijuluki emaknya para programer Go-Jek ini punya peran baru di perusahaan layanan ojek online itu.

Saat ditemui usai mengisi sesi seminar kegiatan ignition Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di Universitas Trisakti, Jakarta, Sabtu sore (30/6/2016), Alamanda menceritakan detail peran barunya itu.

Wanita berusia 27 tahun ini mengatakan ia tidak lagi mengurusi bug pada aplikasi Go-Jek, tapi lebih terfokus pada individu di perusahaan besutan Nadiem Makarim tersebut. Ala, begitu sapaan akrabnya, memimpin divisi People Experience.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya divisi ini terilhami dari perjalanan Ala dan Nadiem Makariem. Keduanya kerap menceritakan suka duka dalam membangun Go-Jek selama ini.

"Rahasia kesuksesan Go-Jek adalah build by heart. Kalo tidak ada hatinya, tidak akan berkembang secepat ini. Kami ingin mengingatkan kembali visi tersebut," tutur wanita berkacamata ini.

Menurut Ala, talenta yang bergabung dewasa ini dikarena faktor kepopuleran Go-Jek. Ini jauh berbeda saat dirinya bergabung setahun lalu.

"Kalo jawabannya Go-Jek lagi ngehits. Hitsnya dari mana, malah banyak yang nanya perusahaan apa ini. Kita dulu join karena ingin membantu orang," cerita Ala.

Dengan tugas barunya ini, ia membuat program khusus mulai dari proses penerimaan hingga setelah diterima. Ala menginginkan meski sesorang tidak berhasil dalam proses interview masih mendapatkan hal yang dapat dibawa tentang Go-Jek. Bagi yang telah masuk mendapatkan program pengembangan diri.

Selain itu, wanita yang hobi membaca buku ini kerap wara-wiri ke sejumlah kota di mana layanan Go-Jek telah tersedia. Ala memantau masalah apa yang pegawai hadapi dan bagaimana pengalaman mereka selama bergabung dengan Go-Jek.

"Intinya kami ingin mengembalikan visi Go-Jek ke semua 1.700 pegawai Go-Jek," tegas Ala.

Talent Pool

Memimpin divisi People Experience menghadirkan tantangan baru bagi Alamanda. Sebab pegawai Go-Jek banyak berusia muda. "Perbedaan generasi X dan Y terlihat banget," ungkap Ala.

Berbeda dengan generasi X, umumnya generasi Y jarang yang betah berkerja di suatu tempat selama 10 tahun. Alhasil Ala harus mempersiapkan diri menghadapi kondisi tersebut. Sebab setahun ke depan bisa jadi banyak talenta generasi Y yang akan mencari tantangan baru.

Untuk itu, wanita kelahiran Jakarta ini membuat Talent Pool. Ia mengumpulkan talenta berbakat Go-Jek untuk dikembangkan.

"Misalnya posisi digital marketing, di Indonesia masih sedikit orang yang ngerti dan bisa. Dari pada merekrut yang baru dan ditraining dari nol, lebih baik ambil dari talent pool yang jelas attitude dan culture feed Go-Jek," katanya.

Meski industi digital Indonesia tengah menggeliat, hambatan yang dihadapi cukup besar, terutama soal sumber daya manusia. Jumlah talenta berbakat di Indonesia banyak dinilai masih terbatas.

"Ini menjadi PR saya, Yansen (CEO Kibar) dan orang-orang di dunia digital di tanah air untuk bergerak bangun anak Indonesia lebih cepat," ujar Ala.

Ia pun menyambut baik inisiatif Gerakan 1.000 Startup Digital yang dicanangkan pemerintah. Ajang ini menurut Ala dapat dijadikan wadah bagi mentor yang ingin berbagi pengalaman mereka.

"Lewat kegiatan ini bukan untuk umbar masalah yang pernah kami hadapi. Tapi jangan sampai mereka (yang baru akan terjun ke industri digital-red) mengalami hal yang sama," pungkas Ala. (afr/fyk)