Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times setelah pengumuman akuisisi Yahoo oleh Verizon, dia mengkritik pemberitaan mengenai dirinya dan Yahoo yang berbau diskriminasi gender.
Mayer termasuk dalam 4% CEO wanita dalam daftar 1.000 perusahaan terbaik versi Fortune yang sangat diamati, baik oleh investor maupun media. Bahkan sebelum kepemimpinannya di Yahoo, media sudah sangat tertarik pada Mayer, karena dia adalah salah satu dari sedikit eksekutif wanita di Google.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua melihat hal-hal yang hanya ingin mengganggu pemimpin perempuan. Seperti artikel yang fokus pada penampilan mereka. Misalnya, Hillary Clinton memakai pakaian olahraga baru. Saya rasa semua wanita menyadari itu. Saya harap di 2015 dan 2016, tidak banyak artikel semacam itu. Memalukan," sambungnya.
Mayer punya pandangan berbeda ketika tahun lalu, dia sempat berbicara kepada Backchannel bahwa gender tidak memainkan peran besar baginya sebagai CEO industri teknologi. Komentar Mayer saat itu mengejutkan berbagai kalangan, mengingat faktanya, marak kritikan terhadap kesenjangan gender di lingkungan Silicon Valley.
Dalam pernyataannya pasca pengumuman akuisisi, Mayer menegaskan rencananya untuk tetap berada di Yahoo. "Saya mencintai Yahoo dan bersemangat untuk melihat perubahan selanjutnya," ujarnya.
Untuk sementara, Mayer masih akan memimpin Yahoo dalam periode transisi. Termasuk membantu integrasi bisnis Yahoo dan AOL (perusahaan internet anak usaha Verizon) ke dalam satu payung bisnis mobile dan online digital. Meski demikian, banyak yang memprediksi Mayer tidak akan mempertahankan gelar kepemimpinannya. (rns/ash)