Layanan musik hasil kerjasama dengan Telkom ini diciptakan untuk memfasilitasi musisi Tanah Air dalam berkreasi. Diharapkan nantinya masyarakat di Indonesia tak lagi membeli musik bajakan.
"Sekarang ini kan arahnya streaming, baik itu film maupun musik. Lagi juga murah kan, bayar sekian per bulan. Jadi, tidak ada lagi tuh beli kepingan bajakan," ujar Hari Sungkari Deputi Infrastruktur Bekraf ketika ditemui detikINET selepas acara The Big Start Indonesia di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (25/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin membela musikis Indonesia. Fokusnya agar penulis musik seperti Raisa, Rizky Febian, atau Sandi Sandoro bisa memasarkan musiknya secara digital. Nantinya mereka akan dapat royalti dari sana," ujar Hari.
Gempita pun nantinya akan bersikap transparan, sehingga para musisi itu bisa tahu lagunya didengarkan oleh berapa banyak orang. "Memang royaltinya lebih kecil, misal satu lagu Rp 50 perak. Tapi bagi mereka itu transparan penting. Beda dengan dulu jaman beli CD. Dia percaya aja tuh lakunya misalnya 1.000 keping," lanjut Hari.
Rencananya, Gempita disiapkan rilis akhir tahun 2016. Untuk menyaingi layanan streaming musik asing, Gempita punya strategi menawarkan harga langganan lebih murah ketimbang layanan musik streaming musik asing. (mag/rns)











































