Dikutip detikINET dari New York Times, Jumat (22/7/2016), teknologi baru ini akan membuka jalan bagi jaringan cepat nirkabel optik untuk memberikan layanan internet ke tempat-tempat yang jauh.
"Masih ada banyak orang yang belum terkoneksi ke internet karena infrastuktur komunikasi wireless tidak tersedia di tempat mereka tinggal. Sebagian besar di daerah pedesaan," kata Tobias Tiecke yang memimpin penelitian ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komunikasi berbasis cahaya, menjanjikan untuk menghadirkan internet ke area-area dimana serat optik dan menara transmitter sulit dan mahal untuk diterapkan. Kecepatannya pun diklaim 100 kali lebih kencang ketimbang WiFi tradisional, atau bisa mencapai kecepatan 1 Gbps.
(rns/rou)