Mengintip Kecanggihan Lab Teknologi Penerbangan Honeywell
Hide Ads

Mengintip Kecanggihan Lab Teknologi Penerbangan Honeywell

Mega Putra Ratya - detikInet
Selasa, 31 Mei 2016 09:35 WIB
Foto: Honeywell Aerospace
Phoenix - Dalam dunia penerbangan, keselamatan penumpang dan kru pesawat adalah yang utama. Oleh karena itu, teknologi pendukung di pesawat terus dikembangkan untuk memudahkan pilot dalam menghadapi setiap masalah di udara.

Beberapa pekan lalu, detikINET bersama sejumlah jurnalis dari berbagai negara berkesempatan untuk menyambangi markas Honeywell Aerospace di Phoenix, Arizona, USA. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Honeywell Advanced Technology Avionics Lab.

Di tempat ini, kami melihat berbagai teknologi dalam dunia penerbangan yang sedang dikembangkan oleh Honeywell. Tapi sebelum masuk, kami diingatkan soal SOP yang harus dijaga selama kunjungan berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antaranya tidak boleh membawa alat rekam, kamera, handphone dan alat elektronik lainnya. Kami hanya dibolehkan membawa kertas untuk mencatat dan alat tulis. Jika membutuhkan foto, tim media Honeywell akan menyiapkannya. Jadi kami meninggalkan semua barang-barang dalam ruang briefing yang dijaga ketat oleh pihak keamanan gedung.

Selanjutnya para jurnalis dibagi empat kelompok. Kami akan bergantian memasuki empat ruangan yang berbeda didampingi para peneliti dan penanggungjawab setiap ruangan. Berikut penjelasan singkat setiap ruangan yang kami kunjungi:

1. Teknologi Layar Sentuh di Kokpit Pesawat

Ruang pertama yang dikunjungi adalah simulasi gerak. Para pilot bisa melakukan uji terbang dengan alat simulasi yang persis sama dengan kokpit pesawat.

Bukan hanya semua alat yang sama, tapi suasananya juga diciptakan semirip mungkin dengan kondisi saat menerbangkan pesawat. Misalnya layar lebar yang menggambarkan langit, suara badai, kursi yang bergerak saat ada turbulensi dan lainnya.

Honeywell memperkenalkan teknologi layar sentuh dalam sistem navigasi pesawat. Sehingga pilot dapat mengoperasikan semua instrumen kendali semudah menggunakan tablet.

Peneliti Senior Honeywell Aerospace, Sonia Dodd mengatakan, teknologi layar sentuh telah menjadi fitur yang mulai banyak digunakan dalam dunia penerbangan. Dan seorang pilot, harus terbiasa berinteraksi dengan fitur layar sentuh tersebut.

Pilot akan diuji pada setiap kondisi untuk melihat reaksi yang timbul, misalnya saat terjadi turbulensi. Para peneliti akan memantau setiap reaksi, lalu mengevaluasinya.

"Di dalam kokpit, mata, kepala, tangan, dan otot Anda akan bergerak sesuai dengan kondisi pesawat. Jadi pilot harus bisa beradaptasi dalam kondisi apapun ketika mengoperasikan fitur layar sentuh tersebut," jelasnya

2. Teknologi Pengenal Suara

Ruangan kedua yang dikunjungi mirip dengan studio musik. Ukurannya sekitar 5x10 meter. Ada sebuah meja berukuran sekitar 2x4 meter. Ada 4 speaker yang mengelilingi meja tersebut. Dindingnya dilapisi peredam suara berwarna abu-abu.

Di ruang ini, pilot akan mendengarkan simulasi komunikasi antar pilot dengan Air Traffic Controller (ATC) di atas ketinggian 40 ribu kaki. Untuk memudahkan, pilot tidak sekadar mendengar, tapi juga bisa membaca hasil percakapannya. Software teknologi ini berfungsi mentranskip percakapan suara menjadi tulisan (text).

"Ini tentu akan mengurangi beban kerja pilot. Sehingga pilot akan fokus berkomunikasi dengan ATC, dan penerbangan akan lebih aman dan efisien," jelas Mekanik Senior Honeywell Aerospace Roger Burgin.

3. Simulasi Terbang

Ruang selanjutnya adalah ruang simulasi terbang. Hampir sama dengan ruang yang pertama, namun ruangan ini berfungsi untuk melatih pilot mengoperasikan semua instrumen dengan fitur layar sentuh.

Di ruangan ini pilot akan mengetahui informasi yang masuk seperti kondisi landasan pacu, fasilitas bandara, radar cuaca dan lainnya. Dengan informasi tersebut, pilot akan mampu menganalisis berbagai informasi termasuk peringatan bahaya.

Contohnya, jika pesawat sudah mendekati landasan pacu, sementara kondisi jaraknya terlalu pendek dan tidak memungkinkan dilakukan pendaratan, maka sistem akan menyebutkan bahwa 'landasan pacu terlalu pendek'. Ini akan menjadi peringatan bagi pilot untuk membatalkan penerbangan.

"Pilot akan menerima informasi yang dibutuhkan. Pilot bisa mengabaikan informasi lainnya jika merasa informasi itu kurang penting baginya," jelas staf peneliti Honeywell Aerospace Aaron Gannon.

Gannon mengatakan saat ini Honeywell sedang mengembangkan sistem synthetic vision lower minimums (SVLM). Teknologi dengan tampilan 3D dapat menampilkan pandangan dari setiap kondisi cuaca. Teknologi ini mampu menembus semua kondisi cuaca untuk memudahkan pilot dalam memutuskan waktu pendaratan.

4. Pengembangan Neurotechnology

Di ruang terakhir ini, ada seorang pria duduk di depan komputer. Dia mengenakan semacam penutup kepala dengan banyak kabel terpasang. Kabel-kabel tersebut tersambung dengan komputer di depannya.

Intinya, eksperimen ini dilakukan untuk mendeteksi gelombang otak ketika pilot mencoba melakukan beberapa hal saat berada di dalam kokpit.

Lebih dari satu dekade para ilmuwan di Honeywell Aerospace terlibat dalam penelitian neuroscience. Penelitian dilakukan untuk membantu pilot agar lebih efektif selama di kokpit pesawat. Penelitian ini juga untuk mencari solusi ketika pilot mengalami kelelahan, menilai dampak interface kokpit pada beban kerja pilot dan membuka bentuk baru interaksi sistem komputer. (ega/ash)