Pada bulan Februari lalu, seorang mahasiswa bernama Wei Zexi yang menderita kanker langka, mencari informasi pengobatan melalui mesin cari Baidu. Wei pun mempercayakan pengobatan eksperimen pada sebuah rumah sakit di Beijing yang tampil di bagian atas hasil pencarian di Baidu.
Dalam informasi yang didapat di Baidu, dikatakan kalau rumah sakit itu efektif mengobati kanker. Ternyata tidak demikian, sakit Wei makin parah dan akhirnya dia meninggal dunia belum lama ini di usia baru 22 tahun. Sebelum meninggal, Wei sempat berkeluh kesah soal Baidu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini menyebar cepat di media sosial setempat dan Baidu pun dikritik habis habisan. Baidu dinilai hanya mementingkan uang iklan dan tidak peduli apakah informasi kesehatan yang tampil di hasil pencariannya benar atau tidak. Harga saham mereka turun sampai 14%.
Pemerintah China pun turun tangan danย melalui lembaga Cyberspace Administration of China akhirnya meminta Baidu melakukan perubahan. Antara lain iklan kesehatan harus menyajikan informasi yang benar dan tidak boleh dipasang sembarangan meski menghasilkan banyak uang.
Jumlah iklan juga tidak boleh lebih dari 30% dari keseluruhan hasil pencarian. Baidu menyatakan sebelumnya bahwa mereka akan mematuhi aturan. Namun jika demikian, pendapatan mereka berpotensi menurun.
"Kematian tragis Zexi telah menyebabkan imbas sosial yang sangat besar dan menyentuh Baidu. Hal ini membuat kami memeriksa kembali tanggung jawab kami sebagai perusahaan mesin cari," kata Xiang Hailong, eksekutif Baidu.
Baidu memang sangat dominan di China dengan market share lebih dari 70%. Ini tak lepas dari kebijakan pemerintah setempat yang sering memblokir layanan Google. (fyk/rns)











































