Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kiprah 'Mamet' di Jagat Startup
Apa Sosok Culun Mamet Cocok di Startup?
Kiprah 'Mamet' di Jagat Startup

Apa Sosok Culun Mamet Cocok di Startup?


Adi Fida Rahman - detikInet

Foto: de
Jakarta - Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 tak hanya mengisahkan kelanjutan hubungan Cinta dan Rangga, tapi kehidupan Mamet. Setelah 14 tahun berlalu, apakah sosok Mamet mengalami perubahan?

Saat ditemui detikINET beberapa waktu lalu Dennis menceritakan sosok Mamet yang diperankannya. Dikatakannya, waktu 14 tahun dapat membuat orang berubah di beberapa hal.

Di AADC 2, penonton masih akan mengenal sosok Mamet. Tapi mereka akan melihat perubahan yang telah terjadi pada pria yang dikenal culun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mamet selama 14 tahun ini belajar sesuatu," ujar Dennis.

Sayangnya, Dennis tidak mau memberitahukan apa pekerjaan Mamet saat ini. Tapi saat ditanya pendapatnya apakah sosok Mamet cocok menjadi pelaku startup, pria yang kini menjadi CEO Layaria itu menganggukkan kepalanya.

Menurutnya, Mamet punya sifat gigih yang memang harus dimiliki oleh pelaku startup. Selain itu, Mamet sangat mampu menguasai keadaan saat terpaksa atau mendesak.

"Dulu saat di AADC pertama, Mamet sangat gigih mengejar Cinta. Dia tetap hajar terus meski sulit," kata Dennis.

"Tiba-tiba mobilnya dibajak sama sekumpulan cewek. Mau tidak mau dia harus ikut. Sialnya mungkin dia pulang dimarahin sama orang tuanya, tapi keuntungannya Mamet bisa semobil dengan lima cewek-cewek. Rangga pun tidak mendapatkan hal itu," lanjut pria kelahiran Malang itu.

Lantas apakah Mamet sekarang memiliki kesamaan dengan seorang Dennis di dunia nyata? Sedikit memutar otak, pria berkacamata ini lantas menjawab Mamet lebih banyak memicu ketawa, sementara dirinya lebih kompleks.

"Memicu tawa iya, deg-degan iya, geleng-geleng iya," ujarnya sembari tertawa.

Dennis lanjut menyebutkan satu kesamaan dirinya dengan sosok Mamet. Yakni ia dan Mamet memiliki sifat persistence alias gigih.

"Mamet mengejar Cinta yang kesannya jauh dari jangkauannya. Sedangkan saya mengejar hal yang awalnya orang nggak ngira. Di tahun 2011 saya ingin memiliki stasiun TV sendiri. Saya juga memimpikan setiap orang punya stasiun TV sendiri. Sesuatu yang tidak terpikirkan saat itu," papar pria berusia 33 tahun ini.

Dan memang apa yang dipikirkan Dennis kala itu sempat menjadi tertawaan dan dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Tapi ia telah berhasil membuktikan semua itu.

Kini setiap orang dapat dengan mudah punya stasiun televisi sendiri lewat media sosial berbasis video, seperti YouTube. Dan setiap orang pun dapat membuat konten video online sesuai keinginannya. (afr/ash)
TAGS





Hide Ads